MalukuMaluku Tengah

Bentrok di Pulau Haruku Bukan Terkait SARA

potretmaluku.id – Sekretaris Maluku Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Abdul Manan Latuconsina mengimbau seluruh masyarakat Maluku, agar menahan diri dan tidak terprovokasi dengan adanya bentrokan di Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, Rabu (26/1/2022).

Manan menegaskan, bentrokan antara warga dua desa bertetangga di wilayah ini bukanlah konflik Suku Agama Ras Antargolongan (SARA).

“Pertama kami ingin menyampaikan bahwa konflik yang terjadi di Ory, Pelauw, Kariuw bukanlah konflik SARA atau konflik agama. Teman-teman media kami berharap agar ini bisa disampaikan secara luas sehingga masyarakat Maluku tidak terprovokasi,” pinta Manan, saat menghadiri rapat koordinasi bersama di Kantor Gubernur Maluku, Rabu (26/1/2022).

Menurut Manan, MUI Maluku secara institusi sangat menyesalkan dan menyayangkan terjadinya insiden tersebut.

Pada kesempatan terpisah, pernyataan senada disampaikan Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 151 Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P. Ritiauw menyampaikan, bahwa akar permasalahan berawal dari permasalahan batas tanah antar warga dari kedua kampung yang bertikai.

“Jadi ini bukan atau tidak ada dari faktor lain (SARA),” tandasnya.

Korem Binaiya selaku satuan territorial yang mempunyai tanggung jawab di wilayah tersebut dan umumnya Maluku, disebut Arnold, telah mengerahkan pasukan untuk menjaga stabilitas keamanan di tempat kejadian.

Sementara itu, Ketua Majeli Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Elifas Tomix Maspaitella mengatakan, pasca bentrok dua negeri bertetangga di Kepulauan Haruku ini, pihaknya telah mengirim bantuan tanggap darurat ke Negeri Kariu.

Tanggap darurat yang diberikan, kata Elifas, berupa bahan sembako terutama pangan lokal, kebutuhan bayi, Beras 1 -2 ton, tenda 20 buah dan susu bayi.

“Kami memang belum kantongi data, tapi wujud dari tanggung jawab bersama, kami kirimkan secepatnya,” kata Elifas dalam pertemuan bersama pihak terkait di Lantai 2 Kantor Gubernur Maluku.

Ditanya soal respon terkait bentrokan tersebut, Elifas mengaku, sesalkan keterlambatan aparat keamanan yang lambat dalam menangani bentrok yang terjadi.

Baca Juga: Hidop Baku Sayang

Padahal kata Elifas, langkah koordinasi sebelum aksi pembakaran sudah disampaikan ke pihak terkait, untuk penambahan pasukan. Namun pasukan baru tiba pada pagi hari, setelah sudah puluhan rumah terbakar.

“Ini yang kami sesalkan. Namun kami terus berusaha dan mendukung pemerintah dan kepolisian serta turun lapangan menjamin kestabilan di Negeri Kariuw,” tandas Elifas.

Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku Sadali le, yang memimpin pertemun para tokoh di Kantor Gubernur Maluku, menyebutkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD), untuk mengantisipasi bantuan bagi masyarakat Kariuw.

Baca Juga: Kas’ Ampong

“Karena sesuai arahan gubernur, besok kami akan mendistribusikan sembako, tenda dan keebutuhan lain, yang akan dikoordinasikan dengan aparat keamanan, dalam rangka memperlancar pendistribusian itu,” terang Sadali.

Ditanya soal pembangunan pos pengamanan di perbatasan wilayah yang bertikai, Sadali katakan, pihaknya akan koordinasi dengan aparat keamanan terkait situasi yang.

“Namun yang akan dibangun pos-pos semi permanen aparat keamanan,” pungkasnya.(WEH)

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button