Wow! LSM Andarinyo dari Ambon Masuk Platform Pengurangan Risiko Bencana Dunia
potretmaluku.id – Sebuah kebanggaan tersendiri, ada Non Government Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Andarinyo Go Earth (AGE) yang merupakan salah satu LSM Internasional di Kota Ambon, Provinsi Maluku, diundang masuk dalam Platform Pengurangan Risiko Bencana Dunia.
Selain masuk platform dunia, Andarinyo juga diundang menghadiri 7th Session of the Global Platform for Disaster Risk Reduction, dengan tema global “From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World”.
“Kegiatan mendunia yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center-Bali, Indonesia, pada 23 hingga 28 Mei 2022 ini, dihadiri oleh kurang lebih 124 dan didukung seepenuhnya United Nation Office-PBB dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia,” ujar Chief Executive Officer-AGE Dr. Rohny Maail, kepada potretmaluku.id, Minggu (29/5/2022).
Rohny yang hadir pada kegiatan ini merasa mendapat kesempatan terbaik, untuk membawa AGE bisa bergabung dan membangun kerjasama bilateral dengan stakeholder lain dari berbagai belahan dunia termasuk secara khusus dengan BNPB Indonesia sendiri.
Pada platform pengurangan Risiko Bencana Dunia ini, Rohny juga berkesempatan bertemu secara langsung dengan Sekretaris Utama (Sestama) BNPB Indonesia yakni Dr. Lilik Kurniawan.
“Saat bertemu beliau, saya menyampaikan konsep dan Blueprint Perencanaan Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana/PRB, melalui Konsep Mitigasi berbasis Ekosistim atau Mitigasi Vegetatif dengan Pohon Mangrove/Bakau serta Pohon Endemik asal Maluku seperti Palaka, Bintanggur, Sukun Kapas, Linggua dan lain-lain,” ungkap Rohny.
Menurut akademisi dari Universitas Pattimura Ambon ini, AGE hadir dengan konsep Four Green Belt (Empat Sabuk Hijau) dengan pendekatan Enterprise Architecture Planning (EAP) dan Enabling Environment.
Dan saat inipun, lanjut Rohny, AGE yang berkantor pusat di Kota Ambon sementara mengembangkan tanaman “Sukun Kapas” asal bibit dari Negeri Latuhalat di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, sebagai salah satu tanaman/vegetasi untuk ditanam di sekeliling pesisir pantai di Maluku.
“Tanaman ini berfungsi dalam memitigasi bencana sekaligus meningkatkan ketahanan pangan yang bersumber dari buah sukun yang dihasilkan,” terangnya.
Hasil yang didapat dari kegiatan GPDRR Bali ini, kata Rohny, adalah upaya Leave No One Behind – Empowering The Most At Risk Through Social Protection.
“Dimana untuk waktu sekarang ini yang sangat diperioritaskan dalam level dunia, adalah sistem perlindungan sosial yang adaptif mengantisipasi dan mencegah guncangan agar tidak berubah menjadi krisis, dengan lebih mempersiapkan masyarakat untuk mengatasi krisis dan membantu pemulihan dan pembangunan ketahanan,” paparnya.
Disamping beberapa best practice yang dapat diambil dari berbagai negara, tambah Rohny, program modifikasi tidak hanya fokus pada program saat ini, tapi menambah program baru yang sesuai dengan situasi pandemic, keuangan yang berkelanjutan untuk bagaimana mendapatkan pendanaan lalu mengalokasikan ke setiap program yang sesuai.
“Kunci utama proteksi sosial pasca bencana adalah dengan melakukan pembangunan rumah kembali dan upaya mitigasi bencana yang berkelanjutan,” pungkasnya.(*/TIA)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi