Video yang berdurasi 15 detik yang sedang ramai dibicarakan publik di Ambon ini menampilkan tindakan arogansi sejumlah Satpol PP yang bertugas di lingkungan birokrasi kantor Gubernur Maluku. Mereka dengan membabi buta memukuli sejumlah orang yang mungkin saja melakukan protes atas sebuah kebijakan yang dinilai bertentangan dengan asas kepentingan publik, hak asasi dan keadilan.
Memang beta belum tahu penyebabnya apa tetapi sayup-sayup beta dengar insiden ini terkait dengan protes atas kebijakan Swab oleh sejumlah aktivitas mahasiswa.
Apapun pendapat adik-adik aktivis mahasiswa ini tetapi sebagai aparatur yang bekerja di lembaga pelayanan publik, mestinya tidak boleh menampilkan perilaku premanis seperti ini. Pihak kantor Gubernur harus bisa menerima aspirasi warga dan dicari solusinya bukan menanggapinya dengan cara-cara kekerasan.
Pada video ini juga terdengar suara seorang perempuan yang teriak “pukul dia…injak dia…”, entah dia ASN atau apa beta tidak tahu persis tapi jika dia juga ASN maka dia adalah repesentatif dari totalitas ASN yang bobrok dan berotak dongkol.
Jelas terlihat ASN kita di kantor Gubernur belum punya kemapanan dalam merespons aspirasi publik. Mereka bahkan tidak paham peran dan fungsi mereka sebagai pelayan publik. Ini berbahaya sebab terjadi pengkultusan perilaku birokrasi yang ekslusif bias inklusivitas.
Jika perilaku birokrasi ini terus dipertahankan maka akan berdampak buruk bagi proses demokratisasi di daerah ini dan memperburuk kualitas pelayanan publik. Mengapa? Sebab peristiwa yang sudah berulang ini justru terjadi di gedung yang mengatur hajat hidup 1,8 juta penduduk Maluku yang ada di 11 Kab/Kota.
Miris….!
Videony bisa dilihat di sini
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi
