Maluku

Pengamat Politik Maluku: Benhur Watubun Keliru Bandingkan Prestasi Murad dengan Karel dan Said

potretmaluku.id – Pengamat politik Maluku yang juga akademisi pada  Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon Dr. Amir Kotarumalos S.Sos, M.Si mengatakan, membandingkan prestasi Murad Ismail (MI) sebagai Gubernur Maluku dengan mantan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu (KAR) dan Said Assagaff (SA) sebagaimana dikatakan Sekretaris DPD PDIP Maluku Benhur Watubun, itu keliru.

Menurutnya, jika fraksi Golkar menilai bahwa kepemimpinan Murad Ismail itu buruk karena beberapa indikator, seperti anggaran daerah tertekan di masa pandemi Covid-19, sehingga berpengaruh terhadap menurunnya dana transfer ke daerah dari Rp3.308 triliun di tahun anggaran 2021 menjadi Rp2.869 triliun, atau turun 13.25 persen, itu harus diterima.

Dia katakan sebaiknya perbandingan itu diberikan, ketika semua telah selesai melaksanakan tugas kenegaraan lewat limit waktu yang diberikan dalam jabatan yang diemban.

“Jadi menurut saya, perbandingan yang disampaikan Pak Benhur itu keliru. Sebab, Fraksi Golkar hanya mengkritik pada beberapa indikator. Kalau memakai Blok Masela, Ambon New Port dan lain sebagai ukuran, maka kita belum bisa menilai satu demi satu,” ujar Amir, kepada wartawan di Ambon, Selasa (21/12/2021).

Kata dia, masa jabatan MI belum berhasil, sehingga belum bisa membandingkannya dengan mantan Gubernur KAR dan juga SA. Karena, indikasi pertanggungjawaban itu setelah periodesasi selama lima tahun, itu sudah berakhir.

Bicara soal Lumbung Ikan Nasional (LIN) itu sudah dicanangkan saat Karel Ralahalu menjabat Gubernur. Menyangkut dengan implementasinya sampai hari ini, itu soal bagaimana program itu dilanjutkan oleh pemerintahan setelahnya.

Soal Provinsi Kepulauan juga sama, sudah dibicarakan sejak pemerintahan Karel, dan terus dilanjutkan hingga dengan jaman MI dan Barnabas Orno. Jadi tidak objektif jika membandingkan prestasi antara MI dengan KAR dan SA.

“Sekarang begini, kalau dibilang MI paling berhasil, tapi kalau sampai akhir masa jabatan, itu semua belum berjalan, bagaimana? Jadi belum bisa membandingkan sesuatu yang sudah dengan sesuatu yang masih berjalan,” ujarnya.

Pernyataan Benhur juga mendapat tanggapan dari pegiat media sosial Facebook. Salah satunya adalah Callin Leppuy yang dalam postingannya juga menganggap keliru jika membandingkan prestasi MI dengan Karel Ralahalu.

“Kritik boleh asal pakai etika dan tak pakai kacamata kuda. Sebab mengkritisi K.A. Ralahalu adalah kesalahan besar. Anda tak bisa membandingkan beliau dengan pemimpin siapapun,” ungkap Callin lewat akun facebook.

Dia juga menyebutkan, Karel Ralahalu menerima Maluku dalam keadaan sekarat akibat konflik yang menghancurkan segala sesuatu, ekonomi terjun bebas, APBD hanya 1 Triliun, disana sini hanyalah puing, segregasi sosial dan rasa saling tidak percaya sangat kental yang sangat berpotensi menghambat pembangunan, dan banyak lagi tantangan saat itu yang beliau hadapi.

Namun dengan lapang dada beliau (Karel) menerima Maluku dengan segala konsekuensinya dan memperbaikinya pelan-pelan sampai berhasil. Bahkan beliau adalah Gubernur pertama yang dilihat secara dekat dan dipegang, dipeluk langsung oleh warga Maluku di pelosok Seram, MBD, Aru, Buru, dan lainnya.

“Gubernur sebelum beliau kakinya tak sampai di daerah pelosok Maluku. Itulah sebabnya mengapa beliau dicintai oleh seluruh rakyat Maluku. Jadi boleh kritik asal beretika dan tahu diri,” pungkas Callin.(ZAI)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button