Pemuda Adat Honitetu Deklarasikan Sekolah Adat Nudua Siwa
potretmaluku.id – Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Pemuda Kampung (Pkam) Honitetu, Kecamatan Inamosul, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), mendeklarasikan pendirian sekolah adat Nudua Siwa, Senin (20/06/22) siang.
Ketua BPAN Pkam Honitetu, Riskon Ihalewey mengatakan selain dukungan pemuda, terbentuknya sekolah adat Nudua Siwa juga didukung oleh para tetua adat saat menggelar musyarawah bersama dengan mereka.
Sekolah tersebut didirikan, kata Riskon, alasan utamanya adalah adat dan budaya Negeri Honitetu, kini mulai terkikis arus modernisasi. Menyikapi situasi ini, maka pemuda adat memberikan solusi pendirian sekolah tersebut.
“Sekolah adat Nudua Siwa adalah tawaran solutif dari pemuda adat melawan dan membendung arus modernisasi,” ujar Riskon dalam keterangan tertulis, yang diterima potretmaluku.id, Selasa (21/06/22).
Menurut Riskon, sekolah adat adalah sekolah yang dikembangkan oleh masyarakat adat. Sistem pendidikannya, nanti bisa disesuikan dengan konteks lokal Negeri Honitetu.
Sekolah ini juga diharapkan dapat dijadikan wadah terorganisir yang dituntut mampu mewariskan pengetahuan lokal terhadap generasi Nudua Siwa berikutnya.
“Sekolah Adat Nudua Siwa akan diterapkan di seluruh kampung-kampung yang berada dalam teritorial kekuasaan (ulayat) atau petuanan adat Honitetu,” jelasnya.
Honitetu adalah negeri yang terletak di wilayah pegunungan Kabupaten Seram Bagian Barat, Pulau Seram, Maluku. Negeri dengan julukan di ‘atas awan’ ini, memiliki sistem pemerintahan yang diperintah oleh Upu Latu atau raja, berbahasa wemale.
Selain itu, masyarakat adatnya mendiami sembilan kampung (Nudu Siwa) petuanan Honitetu, yaitu Honitetu, Uraur, Ursana, Sokowati (Solibatai), Rumahtita, Imabatai, Nui, Nunaya, dan Lakubutui.
Dengan hal ulayat adat tersebut, Riskon menambahkan, perlu menjaga eksistensi kebudayaan Honitetu yang sudah ada sejak dulu kala, perlu kerjasama dengan semua element masyarakat termasuk Pemerintah Negeri Honitetu. “Kami membutuhkan dukungan dan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat, baik itu orang tua maupun anak muda dalam menjaga eksistensi kebudayaan kita,” tandasnya.
Riskon mengungkapkan dalam pembicaraan ringan dengan Upu Latu atau Raja Honitetu Rolly Lattu beberapa waktu lalu, beliau menyatakan bahwa sangat mengapresiasi inisitif membangun sekolah adat Nuduasiwa.
“Kita harus melakukan pertemuan kembali agar hal ini bisa dianggarkan oleh Desa,” ujar Riskon meniru pernyataan Raja Honitetu. Dukungan serupa juga dari Dewan AMAN Nasional Region Kepulauan Maluku dan beberapa tetua adat dan masyarakat yang hadir dalam kegiatan hari ini. Mereka
Sebagaimana diketahui, kegiatan ini dibuka secara adat. Kemudian yang hadir disuguhi sageru dan siri pinang. Diakhiri dengan makan patita (makan bersama) dengan berbagai elemen masyarakat yang hadir.(*/BAR)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi