AmboinaMalukuPendidikan & Kesehatan

Pembangunan Masjid IAIN Disebut Telan 8 Miliar, Jamaludin : Itu Tidak Benar

potretmaluku.id – Ketua Panitia Pembangunan Masjid Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Jamaludin Bugis angkat bicara soal proyek pembangunan Masjid Kampus IAIN yang disebutkan beberapa media telah menelan anggaran sebesar Rp.8 Miliar dan mangkrak.

Dia membantah informasi yang disampaikan beberapa media perihal anggaran proyek pembangunan masjid tersebut. Sebab, dana yang terkumpul di panitia sejak awal pembongkaran hingga pembangunan masjid Kampus IAIN Ambon saat ini, baru mencapai Rp2.025.000.000.

“Saya membantah secara tegas pemberitaan sejumlah media online di daerah ini, dengan judul “Habiskan Rp.8 miliar, Proyek Masjid IAIN Ambon Mangkrak”. Itu idak benar,” tegas Jamaludin melalui rilis yang diterima potretmaluku.id pada Minggu (14/7/2024).

Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Ambon itu merincikan, dana yang bersumber dari bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku senilai Rp1.250.000.000. Anggaran tersebut dikucurkan secara bertahap.

Tahap pertama diberikan tahun 2021, yakni senilai Rp.250 juta, dan tahap kedua pada tahun 2022 senilai Rp.1 miliar. Kemudian, Bantuan dari BTN senilai Rp.100 juta. Selain itu, bantuan dari Anggota DPR-RI Dapil Maluku, Hendrik Lewerissa senilai Rp.100 juta, bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon senilai Rp.100 juta. Kemudian sumbangan dari para dosen dan pegawai sejak awal pembangunan sampai saat ini senilai Rp.475 juta.

“Dengan demikian, total anggaran yang terkumpul sejak awal pembangunan sampai saat ini berjumlah Rp. 2.025.000.000, bukan Rp.8 miliar sebagaimana diungkapkan sumber-sumber dalam pemberitaan,” jelas Jamaludin.

Menurutnya, anggaran tersebut dipakai untuk pembangunan dari awal hingga saat ini. Mulai dari perencanaan, penggalian, pembuatan dan pengecoran pondasi, pembuatan dan pengecoran tiang-tiang sloof pembuatan dak dan pengecoran lantai 1, 2 dan lantai 3 sebagai penahan rangka atap dan kubah masjid, ditambah biaya tukang dan pekerja.

“Semua kita kerjakan dengan laporan rutin kepada para pimpinan. Jadi, tidak asal kerja seperti dibilang,” ungkapnya.

Ia menegaskan, informan yang memberikan informasi dalam pemberitaan di beberapa media itu sangat menyesatkan serta telah merugikan Karo selaku panitia, Rektor serta IAIN Ambon sebagai perguruan tinggi di mata publik. Sebab informasi narasumber tersebut tidak benar, sehingga dapat menyesatkan para pembaca.

“Tiga hal tersebut bahwa disebutkan jumlah anggaran yang telah dipakai Rp.8 miliar. Sedangkan anggaran yang terkumpul baru Rp2.025.000.000. Artinya, informasinya tidak benar. Sumbernya berbohong kepada wartawan,” ujarnya.

Yang kedua, disebutkan adanya bantuan dari Anggota DPD-RI Nono Sampono. Sementara, Nono Sampono sejak berkunjung ke IAIN Ambon tahun lalu sampai sekarang tidak memberikan bantuan 1 sen pun kepada pembangunan masjid kampus IAIN Ambon.

Dia mengakui, pihaknya pernah mengajukan permohonan bantuan kepada Nono Sampono selaku Anggota DPD RI Dapil Maluku. Namun hingga berganti tahun, bantuan dari Nono Sampono tak kunjung terkonfirmasi.

“Betul, dulu kita layangkan surat untuk minta bantuan kepada anggota DPD RI, Nono Sampono. Tapi sampai saat ini, juga belum pernah beliau merespon atau memberikan bantuan 1 sen pun kepada kami,” katanya.

Yang ketiga, lanjut Jamaludin, disebutkan adanya bantuan dari Forum Alumni IAIN Ambon. Dia menegaskan, tidak pernah menerima bantuan 1 sen pun dari Forum Alumni, sejak masjid dibangun sampai saat ini, sebagaimana diberitakan.

“Kalau ada alumni merasa pernah menyumbang, silahkan tanya ke Ketua Alumni saudara Manan Latuconsina,” pungkasnya.

Pihaknya meminta agar pimpinan di media untuk mengevaluasi wartawannya yang telah menyampaikan informasi hoax alias tidak benar dan terkesan memfitnah panitia, rektor serta lembaga IAIN Ambon ke publik lewat pemberitaan yang disajikan.

Dia juga menganggap bahwa informasi dari sumber anonim pada berita tersebut, sangat menyesatkan. Di juga menyampaikan kepada masyarakat Maluku bahwa informasi yang dimuat di media tersebut tidak benar.

“Isu itu tidak benar. Saya siap bertanggungjawab. Informasi ini mencemarkan kami selaku panitia, dan IAIN Ambon sebagai institusi, serta Pak Rektor, karena nama Pak Rektor disebutkan dalam pemberitaan,” terangnya.

Kata Jamaludin, rektor terus berupaya mencari dukungan bantuan dari berbagai pihak, agar pembangunan masjid itu bisa diselesaikan dalam waktu yang tidak lama. Menyangkut pembongkaran dan pembangunan masjid baru, diawali dari kondisi masjid saat itu. Di mana, beberapa sudut masjid telah mengalami keretakan akibat gempa yang melanda Kota Ambon.

Selain itu, daya tampung masjid tidak lagi representatif untuk seluruh warga kampus. Dibongkar dan dibangun baru, itu telah melewati berbagai pertimbangan. Mulai dari rapat bersama pimpinan, diskusi dengan para tokoh kampus, serta melihat estetika masjid dengan bangunan lain.

“Bangunan lain berdiri megah, sementara masjid tidak. Sehingga, kewajiban bagi seorang warga kampus untuk memperhatikan dan memperbaikinya. Membangun masjid baru yang lebih megah dan bernilai estetik untuk masyarakat kampus,” tutur dia.

Mantan Kakanwil Maluku itu menyarankan, agar pemberitaan itu memenuhi prinsip ‘Cover Both Side’, media yang memberitakan perihal pembangunan masjid kampus tersebut harus mengkonfirmasi pihak-pihak terkait lainnya dan melihat langsung keadaan di lapangan. Bukan langsung menelan informasi sesat dengan narasumber anonim, yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Jamaludin menyampaikan, progres pembangunan masjid dari dana yang sudah terkumpul itu telah mencapai 35-40 persen. Pembangunannya telah selesai pada tahap penahan kubah dan atap di lantai 3.

“Pengecoran berlangsung siang-malam selama beberapa hari,” cetusnya.

Rasa syukur yang kini diterima, ungkap Jamaludin, atas usaha Rektor, Prof. Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.Si, sehingga panitia telah mendapat sinyal bantuan untuk pembangunan rangka atap, atap dan kubah Masjid dari BPKH Pusat.

Dia juga mengaku, setiap saat panitia pembangunan dikawal dan dievaluasi oleh rektor terkait dengan keberadaan anggaran dan pembangunan. Karena, yang dibangun adalah Rumah Ibadah.

“In shaa Allah, kami bekerja secara ikhlas tanpa imbalan. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa orang yang sudah memfitnah kami. Karena, sumber informasi tersebut dibilang orang kampus. Semoga dia bisa bertobat,” ungkapnya. (RED)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button