Kuliner

Mengobati Homesick Lewat Nasi Kuning Ambon Mama Umi Tuasamu

Cuaca siang itu, yang tadinya cerah tiba-tiba berubah mendung. Seketika hujan lebat mengguyur. Namun tentu saja tidak meruntuhkan niat saya untuk pergi ke daerah Condet, Jakarta Timur, demi menyantap Nasi Kuning Ambon.

Saat hujan mulai sedikit reda, saya bergegas menuju ke kawasan Condet menggunakan Bejo, sepeda motor antik C70 milik saya. Sengaja saya menggunakan sepatu yang anti hujan, agar selama perjalanan tidak perlu berhenti.

Begitu tiba di tempat tujuan, hujan sedang deras-derasnya. Mama Umi Tuasamu sudah menunggu dengan nasi kuning pesanan saya.

Beruntung paginya saya sudah menelepon Mama Umi untuk memesan nasi kuning. Jika tidak, mungkin sia-sia perjalanan saya siang itu, karena saat tiba di tempat beliau nasi kuning sudah habis.

Perjuangan saya terbayarkan. Aroma rempah-rempah nasi kuning khas Ambon, yang sudah lama tidak tercium, menyambut saya saat masuk ke dalam rumah, yang sekaligus juga menjadi warung makan milik Mama Umi, yang alamat lengkapnya di Jl. Raya Condet No.30, RT.5/RW.4, Batu Ampar, Kec. Kramat jati, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13520.

Seketika saya merasa seperti sedang di Ambon. Maklum anak rantau seperti saya gampang sekali untuk merasakan homesick, atau rindu rumah di kampung halaman. Setelah membuka mantel, saya bergegas masuk dan menemui Mama Umi.

nasi kuning ambon
Mama Umi Tuasamu.(Foto: potretmaluku.id/Tiara Salampessy)

Hii kira su seng datang lai, barang katong telpon-telpon seng angka. Untung tadi mama seng kasi nasi kuning for orang laeng yang tadi datan bali,” ujar Mama Umi begitu melihat saya muncul.

Saya sudah sering datang dan membeli nasi kuning Mama Umi. Bahkan beberapa kali saya pesan untuk teman-teman kantor saat ada acara, dan mereka sangat suka dengan rasanya.

“Tadi beta lupa bilang mama lai kalo su mau jalan, maklum ma beta dari Joglo toh, Jakarta Barat nih. Baru ujang lai, jadi tadi tunggu ujang brenti dolo e. Tapi beta nasi kuning ada to ma?,” jawab saya.

Bagi saya suatu kebahagiaan tersendiri ketika bertemu orang Ambon, dan menggunakan bahasa Ambon. Benar-benar merasa seperti sedang di Ambon.

Baca Juga: Lepas Kangen Menyantap Menu Makanan Ambon di Warung Mama Rina

Berhubung dari tadi saya sengaja tidak makan siang, akhirnya saya langsung menyantap nasi kuning pesanan itu, sambil mengobrol dengan Mama Umi. Setiap harinya warungnya buka sejak jam setengah 7 pagi, dan tutup sekitar jam 5 sore.

Khasnya nasi kuning Ambon Mama Umi ini, ada sajian ikan cakalang yang dibumbui kuah berwarna merah yang pedas. Selain ada juga telur balado, serundeng, bihun goreng, acar, dan kering tempe. Kalau mau tambah pedas, bisa pakai sambel merah yang pedas. Rasa nasi kuningnya juga pulen dan gurih harum, serta kaya akan rasa rempah.

nasi kuning ambon
Warung nasi kuning Ambon milik Mama Umi Tuasamu, di kawasan Condet.(Foto: potretmaluku.id/Tiara Salampessy)

Awal Jualan Nasi Kuning Ambon

Mama Umi bercerita bahwa sudah sekitar 12 tahun dia berjualan nasi kuning khas Ambon ini. Mulai dari harga Rp.13.000 untuk satu prosi nasi kuning ikan dan telur, sekarang sudah seharga Rp.18.000.

“Dari tahun 2000 merantau ke Jakarta ikut suami karena bertugas di sini. Lalu coba jualan nasi kuning Ambon. Tadinya di halaman samping rumah. Ini baru-baru saja pindah di dalam rumah,” cerita Mama Umi.

Sebelum adanya pemberlakuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dalam sehari Mama Umi memasak sampai 20 liter nasi kuning. Jumlahnya agak berkurang menjadi 12 liter, saat pemberlakukan PPKM. Meski demikian, pelanggannya tetap banyak yang datang untuk beli bungkus untuk dimakan di rumah atau kantor.

Baca Juga: Jajanan Dolo-dolo, dari Suami Sampe Ampas Tarigu

Sekarang tidak hanya menjual nasi kuning saja, ada pula beberapa kue khas Maluku dan juga ada Es Pisang Ijo.

“Sekarang ada saudara yang kasih masuk kue. Ada kue cara, asida, pisang asar. Kalau es pisang ijo deng waji itu mama yang bikin, kalau Sabtu dan Minggu juga biasa bikin ikan asar,” jelas Mama Umi.

Semua bahan-bahan yang Mama Umi pakai rata-rata masih bisa didapatkan di Jakarta sehingga tidak harus dikirim dari Ambon, seperti lemon cina.

nasi kuning ambon
Wajik khas Ambon buatan Mama Umi Tuasamu.(Foto: potretmaluku.id/Tiara Salampessy)

“Bahan-bahan deng rempah-rempah katong masih bisa dapa akang di Jakarta jadi seng susah. Ikan lai katong beli lalu asar akang sendiri. Tapi ikan biasa di hari Sabtu deng Minggu sa,” ujar mama Umi dengan logat Kailolo, kampung asalanya di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

Warung Mama Umi juga sudah tersedia di aplikasi Gojek. Nah kabar gembira untuk teman-teman di Jakarta, yang mungkin jauh dan tidak bisa datang langsung bisa di-search pada aplikasi GoFood Nasi Kuning Ambon Condet.

“Pelanggan paling jauh itu dari Bogor. Biasa dong datang makan, lalu pesan bungkus. Ada juga yang pesan sampai 200 porsi buat acara. Lalu ada juga dari Tanjung Priok. Kalau seng mau jauh-jauh bisa pesan di GoFood, atau pesan lewat telepon atau Whatsapp di nomor 0813-8922-8332, nanti tinggal pesan ojek saja datang ambil,” tutupnya.

Usai ngobrol dengan Mama Umi, sepiring nasi kuning Ambon buatan Mama Umi ludes saya santap. Perasaan kangen dengan Kota Ambon Manise pun terobat. Saatnya kembali menerobos hujan dengan Bejo andalan. Terima kasih Mama Umi.(TIARA)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button