Ternyanta untuk mengayuhnya sepeda tua itu tak mudah dijalan beraspal, lantaran tinggi. Tak kehabisan akal saya pun menaikan pedal kiri sepeda itu, agar bisa menjadi tumpuan kaki kiri untuk meloncat naik duduk di job sepedanya, sekaligus kaki kanan saya pun menginjak pedal kanan, dan kemudian kedua kaki saya pun mengayuh sepeda onthel itu dengan sukses berjalan maju.
Sepi jalan aspal kawasan kebun nyiur milik warga Yainuelo membuat saya mengayuh sepeda dengan lapang, tanpada ada hambatan. Hanya saja jalan beraspal yang tak datar membuat sepeda onthel itu berbunyi kerisik. Suasana hening kebun kelapa milik warga. Rata-rata kebun kelapa itu masih berproduksi dengan buah yang banyak.
Nampak tidak ada tanda-tanda warga memanen kelapa, saya hanya memperkirakan kebun kelapanya sedang disasi, untuk menunggu waktu yang tepat saat buahnya semakin banyak baru dipanen. Pernah bersama kawan memungut beberapa buah kelapa tua, yang jatuh dibawah pohonnya.
Namun tiba-tiba kita berdua mengembalikan ke lokasinya, lantaran kuatir mengambil buah kelapa yang sedang disasi. Yainuelo sedari dahulu dikenal memiliki kebun kelapa produktif, yang biasanya diolah warga menjadi kopra lantas dijual kepada pengepul yang kebanyakan adalah warga keturunan Tionghoa.
Disekitar basecamp pun saya melihat bekas tempat pengeringan kopra, yang dibuat dengan sederhana. Sebuah rumah kecil beratap daun sagu, di bawahnya digali sebuah kolam persegi empat. Kolam persegi empat itu sebagai wadah pembakaran, yang asapnya kemudian mengepul naik mengena kopra, yang ditaruh di atas balai-balai sebagai wadah menaruh kopra agar dapat kering.
Seiring perjalanan waktu, kopra tetap menjadi hasil utama desa ini, dan produksi dari pohon kelapa berupa buah kelapa, kini telah dikembangan menjadi VCO (virgin coconut oil) dan Minyak Kelapa (cocnut oil). Bakal menjadi home industri, yang memiliki prospek baik bagi warga Yainuelo, untuk meningkatkan pendapatan dan daya beli mereka.
Warga Yainuelo juga banyak mengantungkan hidupnya dari laut sebagai nelayan. Kawasan laut Yainuelo merupakan Laut Banda, yang kaya potensi kelautan khususnuya ikan pelagis kecil dan besar seperti : Selar (Kawalinya), Layang (Momar), Kembung (Lema), Cakalang, Tuna (Tatihu) dan Tongkol (Komu). Sehingga menjadi tempat bagi para nelayan Yaunuelo memancing dan menjaring ikan, dengan hasil melimpah.(*)
IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi