Pendapat

Nyiur Melambai di Tanah Yainuelo

PENDAPAT

Oleh : Dr. M.J. Latuconsina, S.IP, MA (Staf Dosen Fisipol Unpatti)


“Simpan semua kenangan istimewa yang tak terlupakan untuk kehidupan yang akan datang.” (Mattie Stepanek).

Sudah puluhan tahun lamanya saya seakan baru terbangun dari tidur panjang, mengingat beberapa tahun lampau pernah memiliki memori tentang perjalanan  di tanah Yainuelo. Dahulu Yainuelo adalah sebuah dusun dari Negeri Sepa nun di Kecamatan Amahai, Seram Bagian Selatan sana.

Kini Yainuelo bukan lagi sebuah dusun dari Negeri Sepa, tapi sekarang telah menjadi sebuah desa administratif yang otonom.

Nama Yainuelo asing ditelinga saya, lantaran pada masa lalu saat masih berstatus dusun, biasa disebut dengan Tanjong. Saya pribadi tidak tahu pasti mengapa namanya berubah dari Tanjong menjadi Yuainelo.

Saya hanya menduga-duga perubahan nama itu terkait dengan peningkatan status dusun dari Negeri Sepa itu menjadi desa administratif beberapa tahun lalu.

Kawasan yang kini telah menjadi Yainuelo tidak asing bagi saya. Puluhan tahun lampau, tatkala masih dibangku SLTP di bumi Gotong Royong itu, saya sering menginjakan kaki di sana diakhir pekan.

Ada kalanya saya bolos sehari dari sekolah, yang letaknya di depan kantor Bappeda,  gedung usang berbentuk huruf el yang dulunya pernah terbakar, untuk pergi ke Yuainelo.

Bersama adik sepupu dari ayahku, saya sering pergi bersamanya menggunakan mobil pick up Kijang. Ada kalanya jika tidak ada yang menumpangi mobil itu dijob depan, saya duduk di samping om saya yang mengendarai mobil pick up itu.

Alunan tembang-tembang melo pada zamannya dari Miriam Belina, dan Dian Pisesa, yang saat itu sedang hits. menghibur perjalanan kami. Ada kalanya diputar lagu barat dari vokalis kenamaan dunia dalam bentuk cover version, yang dinyanyikan  Johan Untung biduan kelahiran Surabaya berdarah Pulau Saparua-Maluku.

Jika job di depan mobil terisi, saya biasanya duduk di belakang bersama  staf dari om saya, yang semobil bersama-sama kami.

Sesekali saya berdiri dibelakang kap mobil seperti layaknya para buruh, yang sedang sibuk mengangkut materil, untuk pembangunan proyek fisik . Perjalanannya tidak dekat, dari Masohi di Jalan Hiu hingga ke Yuainelo kurang lebih 18  kilometer.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2 3Next page

Berita Serupa

Back to top button