Pendapat

Menulis Sebagai Panggilan

Oleh: Rusdin Tompo (Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan)


Sabtu, 2 Maret 2024. Kafe Baca di Jalan Adyaksa Nomor 2 Makassar, siang itu dipenuhi sejumlah anak-anak muda, generasi zoomer. Sebagian besar mengenakan selempang warna-warni dengan tulisan, yang menunjukkan mereka merupakan duta, yakni orang yang diutus, mewakili atau dipilih untuk mempromosikan atau mengkampanyekan bidang tertentu. Ada Duta Lingkungan, Duta Pendidikan, juga Putra-Putri Sulawesi Selatan, dan duta-duta lainnya yang mengusung isu berbeda.

Tuan rumah kegiatan ini juga seorang duta. Sehingga bukan kebetulan jika dia merangkul teman-temannya sesama duta dalan forum istimewa ini. Momen ini bisa jadi pijakan awal untuk berjejaring dan berkolaborasi. Itu pikiran positif saya, ketika saya melihat wajah-wajah mereka, yang saya sebut putra-putri terbaik Sulawesi Selatan.

Sebuah ungkapan yang tidak berlebihan mengingat mereka lahir dari proses seleksi yang ketat, sebelum bisa menyandang gelar duta dan diberi selempang. Namun di situ pula beban dan tanggung jawabnya. Sebagai Duta Baca Sulawesi Selatan, 2023-2025, Ramlah Rara, menyadari itu. Dia sadar, di pundaknya ada amanah yang dipikul. Bukan saja, terkait bagaimana meningkatkan budaya kegemaran baca, tapi juga punya semangat menulis, dan merawat ekosistem literasi.

Secara berseluruh, saya membuat perumpamaan. Bila ada orang yang mengaku dirinya penjual kue, maka tentu akan ada yang bertanya, kue apa yang dibikin? Begitu pula seorang duta. Bila dia Duta Baca, maka apa yang dikerjakannya sesuai predikat tersebut? Bersyukur, sebagai Duta Baca Sulawesi Selatan, Ramlah Rara, telah menulis buku. Malah sudah tiga judul.

Silaturahmi di Kafe Baca ini, dalam rangka launching buku ketiganya, berjudul “Literasi Demokrasi, Duduk di Ruang Demokrasi”. Pembicara selain saya, ada Rahman Rumaday, pegiat literasi dan Founder K-Apel (Komunitas Anak Pelangi), Dr Muhammad Ridha, penulis dan Ketua Prodi Studi Agama-Agama FUFP UIN Alauddin Makassar, Bachtiar Adnan Kusuma, pegiat literasi dan penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka dari Perpustakaan Nasional RI, serta Adi Akbar, politisi muda PKS Kota Makassar.

Acara yang dipandu Firdaus, Kabid Pendidikan dan Penelitian DPP HIPMA Gowa/Aktivis Pemuda, sebagai moderator ini, tentu saja menghadirkan yang punya gawe: Rara. Pendiri Pintu Literasi dan Kedai Literasi ini punya semangat yang tinggi meraih cita-cita. Dia tengah merampungkan Program Magister di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prodi Studi Agama-Agama konsentrasi Sosiologi Agama. Alasan dia menulis karena mau mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran biar bisa dibaca banyak orang.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2Next page

Berita Serupa

Back to top button