Telusur Sejarah

Menelusuri Jejak Polisi Belanda di Tanah Papua

Kapita Selekta Perkembangan Jumlah Personel dan Kegiatan Kepolisian di Tanah Papua pada Masa Belanda (1920-1962)

Untuk di Afdeling Noord Nieuw Guinea, total pegawai Eropa ada sebanyak 6 orang yang tersebar di Manokwari (3 orang), Sorong (1 orang), Serui (1 orang) dan Hollandia/Jayapura (+Sarmi) sebanyak 2 orang. Sedangkan jumlah pegawai dari daerah lain (Ambon, Key, Jawa, Timor) ada sebanyak 35 orang.

Untuk jumlah personel kepolisian sendiri ada sebanyak 190 orang, terdiri dari 2 komandan polisi dan 3 inspektur polisi. Sedangkan jumlah satpam gubernemen ada sebanyak 15 orang dan polisi swapraja sebanyak 141 orang. Artinya ada sebanyak 386 pegawai pemerintahan dan personel kepolisian.

Di Afdeling West Nieuw Guinea, jumlah pegawai Eropa ada sebanyak 6 orang yang tersebar di Fak Fak (2 orang), Inanwatan (1 orang), Mimika (1 orang), Vogelkop (1 orang) dan Wisselmeren (1 orang). Sedangkan jumlah pegawai dari daerah lain ada sebanyak 16 orang.

Untuk jumlah personel kepolisian sendiri ada sebanyak 80 orang dengan 1 kepala inspektur polisi dan 1 inspektur polisi. Sedangkan jumlah satpam gubernemen ada sebanyak 9 orang dan polisi swapraja sebanyak 60 orang. Artinya, ada sebanyak 171 pegawai dan personel kepolisian.

Sedangkan untuk di Afdeling Tual yang membawahi Boven Digoel dan Merauke, jumlah pegawai Eropa hanya ada 2 orang.

Jumlah pegawai dari daerah lain hanya ada 3 orang, 80 orang personel kepolisian, 27 satpam gubernemen dan tidak ada polisi swapraja. Artinya, jumlah seluruh pegawai pemerintah dan personel kepolisian serta lainnya hanya ada sebanyak 112 pegawai.

Dari data tersebut dapat diketahui –sebagaimana telah disebutkan di awal—bahwa, semakin maju suatu daerah, maka akan semakin banyak pegawai pemerintah dan personel kepolisian yang ditempatkan disana.

Begitu juga, semakin terpencil suatu daerah, maka pegawai pemerintahan dan personel kepolisian pun jumlahnya hanya sedikit yang ditempatkan disana.

Bila belum ada pusat pemerintahan, maka personel kepolisian pun belum ditugaskan disana. Biasanya, penempatan personel kepolisian mengikuti penempatan seorang Kepala Afdeling atau Onder Afdeling.

WhatsApp Image 2024 07 01 at 14.57.15 5

Penyiapan Saran dan Prasarana: Rumah Kepala Polisi dan Barak

Seiring dengan pembentukan Afdeling atau Onder Afdeling baru, maka pembangunan sarana dan prasarana pun mulai dilakukan.

Pembangunan itu meliputi rumah untuk kepala pemerintahan lokal (Hoofd van Plaatselijkbestuur), rumah komandan polisi (Woning detachement commandant), barak polisi (Politiebarak) dan rumah sakit (Het zieken-huis). Bahkan, sarana transportasi pun kemudian mulai dibangun, untuk menghubungkan kawasan tersebut dengan dunia luar.

Dalam catatan Belanda, untuk membuka kemajuan kawasan setempat terutama segi perekonomian, misalnya jalan yang menghubungkan antara Ayamaru dengan Teminabuan pun akhirnya mulai dibangun pada November 1958.

Laporan itu menyebutkan demikian, “Voor de economische ontsluiting van het Ajamaroe gebied zal een weg nodig zijn van Teminaboean naar Ajamaroe. Met de voorbereiding van in 1956 worden begonnen. Het zieken-huis in Ajamaroe blinjft gehandhaafd. Het medische werk zal worden uitgebreid.”

Bila diperhatikan dari berbagai dokumen Belanda pada masa itu, di setiap tempat yang menjadi ibukota Afdeling atau Onder Afdeling pastilah dibangun sarana yang sama dan standar.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Previous page 1 2 3 4Next page

Berita Serupa

Back to top button