Pendapat

Lagangnya Politik Etnisitas di Pilkada Buru Selatan

PENDAPAT

Oleh: Hendriyani Sigmarlatu (Akademisi Fisip Universitas Pattimura Ambon)


Semakin kesini, semakin terlihat watak elite politik yang sering menggunakan identitas etnis sebagai instrumen kemenangan. Watak tersebut sangat melekat pada elite politik, watak ini dapat di lihat lebih jauh dengan pendekatan instrumentalisme

Teori instrumentalisme dalam politik etnis menyatakan bahwa identitas etnis sering kali digunakan sebagai alat (instrumen) untuk mencapai kepentingan politik tertentu, bukan sebagai faktor yang melekat secara alami dalam diri individu atau kelompok.

Dalam konteks ini, identitas etnis dipandang sebagai sesuatu yang dinamis dan dimanfaatkan secara strategis oleh aktor-aktor politik untuk memperoleh kekuasaan, dukungan, dan legitimasi.

Berikut adalah analisis politik etnis di Kabupaten Buru Selatan dengan menggunakan pendekatan teori instrumentalisme:

  1. Etnisitas Sebagai Alat Politik

Di Buru Selatan, etnisitas sering dimanfaatkan oleh para elit politik untuk menarik dukungan dari kelompok-kelompok etnis tertentu.

Kandidat dalam pemilihan kepala daerah misalnya, dapat mengidentifikasi dirinya dengan kelompok etnis mayoritas atau kelompok etnis dominan secara politik untuk mendapatkan dukungan.

Dalam hal ini, identitas etnis dipakai sebagai sarana untuk membangun ikatan emosional dengan pemilih, dengan cara mengaitkan diri mereka dengan nilai-nilai budaya dan kepentingan yang diakui oleh etnis tertentu.

Para elit politik mungkin tidak hanya berfokus pada etnis mereka sendiri, tetapi juga berupaya mendekati dan “mengakomodasi” kelompok etnis lainnya dengan menyusun program-program yang dianggap relevan dengan kepentingan masing-masing kelompok etnis.

Strategi ini memungkinkan para politisi untuk memperluas basis dukungan politiknya dengan menggunakan identitas etnis sebagai alat atau instrumen.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2 3Next page

Berita Serupa

Back to top button