Menurut laporan dari lembaga pemerintah dan organisasi lingkungan seperti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, World Resource Institute, dan Greenpeace, ekosistem laut Indonesia sedang dalam ancaman.
Berdasarkan coremap.or.id, terumbu karang yang berada dalam kondisi baik hanya 5,3 persen, sedangkan 30,45 persen dalam kondisi sangat buruk. Indonesia juga telah kehilangan tutupan mangrove hingga 2 juta hektar sejak 1982 hingga 2000 dan diprediksi terus bertambah.
Perikanan pun menghadapi masalah serius dengan penangkapan berlebih yang terjadi di hampir seluruh wilayah pengelolaan perikanan (WPP) Indonesia.
Mengapa laut Maluku harus terjaga?
Laut Maluku dengan segala sumber dayanya memiliki potensi besar dalam konteks ketahanan pangan yang bersumber dari laut. Potensi perikanannya mencapai 4,6 juta ton dari total potensi sumber daya ikan nasional sebesar 12,5 juta ton.
Dengan kata lain, potensi perikanan laut Maluku tersebut menguasai 37% dari potensi sumber daya ikan nasional. Potensi besar tersebut perlu diperhatikan seluruh pihak dalam pemanfaatannya.
Tekanan terhadap laut semakin besar. Eksplorasi sumber daya laut, khususnya di Kepulauan Maluku dapat berujung pada tingkat eksploitasi laut yang tinggi karena mengabaikan tata kelola perikanan dengan konsep-konsep pemanfaatan sumber daya perikanan yang berkelanjutan.
Masalah di laut bukan lagi hanya masalah pemerintah, tetapi masalah kita bersama. Tekanan dan ancaman yang besar terhadap laut Indonesia membutuhkan upaya dan semua pihak dalam mempertahankan dan menjaga sumber daya dan potensi di dalamnya.
Kolaborasi antarpihak mutlak dilakukan demi kelestarian masa depan laut Indonesia, khususnya laut Maluku.
Kaum muda dan menjaga keamanan laut Maluku
Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan jumlah penduduk usia 15 – 64 tahun sebesar 70% sampai 2045. Indonesia memiliki bonus demografi.
Artinya, Indonesia akan memiliki kaum dengan jumlah yang besar yang akan datang sebagai masa depan dalam upaya perlindungan lingkungan, terutama menjaga sumber daya laut agar tetap lestari.
Melihat potensi kaum tersebut, EcoNusa menginisiasi berbagai gerakan muda untuk melakukan kegiatan perlindungan laut.
Gerakan bersama untuk menjaga laut pun terwujud dalam pertemuan Jaga Laut di Kota Ambon pada 31 Januari 2021 lalu yang dihadiri oleh lebih dari 20 komunitas. Mereka bertindak tekad bersama untuk menjaga, berkampanye, dan melakukan aksi nyata dalam mewujudkan laut yang sehat sebagai masa depan bangsa.
Jaga Laut adalah wadah bagi penjaga laut Indonesia, yakni kaum muda yang aktif dengan ide kreatif yang bergerak bersama mewujudkan laut Indonesia yang lestari. Kelompok relawan percaya bahwa laut yang ideal harus bebas polusi, eksploitasi, dan terkonservasi.
Kolaborasi individu dan komunitas dalam wadah ‘Jaga Laut Indonesia’ adalah kendaraan untuk menuju laut sehat dan lestari melalui berbagai kegiatan dan kampanye dalam menjaga laut.
Kampanye agar tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai serta hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari akan turut mendukung mewujudkan laut yang bersih dan sehat.
Bergabung bersama Jaga Laut Indonesia akan menguatkan dukungan terwujudnya laut sehat, berkelanjutan, dan berkeadilan untuk mengembalikan kejayaan bahari bangsa Indonesia. Relawan yang tertarik Pendaftaran untuk menjadi Penjaga Laut dapat mendaftardilakukan secara daring melalui www.jagalaut.id.
Penulis: Sumardi Ariansyah , untuk mengulas Yayasan ekosistim Nusantara Berkelanjutan (Yayasan EcoNusa).
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi