Oleh: Eltom (Pemerhati sosial)
Orang yang bisa dipercaya itu “lidah seng makang badang” artinya kata-katanya lurus seperti tindakannya. Apa yang diucapkan, itu yang dilakukan. Sekali ia berkata “ya” sampai kapan pun tetap “ya”, tidak berubah karena keadaan atau adanya pengaruh apa pun. Ia konsisten dan tidak mudah diombang-ambingkan.
Sikap hidup yang teguh itu membuat ia/mereka tidak seperti “lalamung iko aros” (=lamun, sejenis rumput di laut; aros=arus laut). Sikap seperti “lalamung” itu dicirikan orang yang tidak tegas pendirian. “Aros ka kiri, balenggang ka kiri, aros ka kanan, lenggang ka kanan” (=orang ajak ke kiri atau ke kanan, mudah untuk ikut, tidak tetap pendirian).
Karena itu nasehat “jang parsis lalamung” mengandung pesan agar tetap teguh pendirian, karena ada kebenaran yang tidak boleh dibiarkan hilang/hancur begitu saja. Orang yang teguh pada pendirian tidak akan takut menghadapi tantangan/ancaman, karena ia berpegang pada keyakinannya tentang kebenaran/kebaikan itu. Ia tidak takut kehilangan kesempatan, kehormatan, apalagi jabatan. Sebab suatu hal yang benar akan tetap benar.
Sebaliknya orang yang seperti “lalamung” tidak bisa dipercaya, karena membiarkan dirinya diatur oleh orang-orang sesuai kepentingan mereka dan bukan karena kebenaran/kebaikan. Mereka cenderung berjuang demi diri sendiri, yang penting aman/untung walau sesaat. Sulit diajak keluar dari zona aman (the comfort zone) karena takut rugi, takut “ilang kesempatan” daripada “ilang hormat”. Sebaliknya mereka yang komit pada kebenaran/kebaikan lebih takut “ilang hormat” daripada “ilang kesempatan”. Mereka inilah yang “lidah seng bale makang badang” (=kata-katanya sama dengan perbuatannya).
Nasehat “jang parsis lalamung” bertujuan supaya kita menjadi orang yang dapat dipercaya/diandalkan, tempat bergantung orang-orang kecil/lemah.
Kotamahu, Wailela-Rumahtiga
Kamis, 25 Maret 2021
Elifas Tomix Maspaitella (Eltom)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi