Gelar Bimtek Bagi Nelayan, Saadiah Uluputty: Masyarakat Maluku Harus Jadi Pemain Utama Sektor Perikanan Bukan Penonton
potretmaluku.id – Peningkatan kapasitas nelayan di daerah Maluku, selalu menjadi perhatian anggota Komisi IV DPR RI Saadiah Uluputty. Hari ini misalnya. Bersama Badan Riset Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BRSDM KKP), Saadiah menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk nelayan tangkap di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Kegiatan ini digelar diperusahaan ASDP Tata Bahari Tulehu, diikuti para nelayan, ibu0ibu penjual ikan (jibu-jibu) dan penyuluh perikanan Provinsi Maluku maupun Kabupaten Maluku Tengah. Selama dua (2) hari, yakni hari ini dan besok, dengan jumlah peserta 120 orang,” ujar Saadiah, Jumat (3/9/2021).
Dia menyebutkan, Maluku merupakan provinsi kepulauan, yang memiliki 1.340 buah pulau dengan persentase lautan mencapai 92,4 % dan daratan 7,6 %. Potensi dari perikanan tangkap di Maluku, lanjut Saadiah, mencapai 4,6 juta ton (37 %) dari 12,5 juta total potensi sumberdaya ikan nasional yang berada pada 3 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yakni Laut Banda, Laut Seram dan Laut Arafura.
“Potensi yang demikian besar, sayangnya belumlah dikelola dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Orientasi pemerintah belumlah mengarah kepada sektor laut sehingga design regulasi dan anggaran tak sebanding dengan potensi yang besar,” nilainya.
Menurut dia, anggarannya tak sebanding, bila disandingkan dengan anggaran pengelolaan sektor pertanian dengan kuncuran program dan dana yang begitu masif mulai dari cangkul, pupuk hingga handtracktor.
“Demikian juga dengan pendamping penyuluhnya. Penyuluh pertanian di Maluku misalnya hingga berbasis desa dengan jumlahnya 500an, sedangkan penyuluh perikanan baru sekitar 100an. Masih jauh dari kebutuhan hingga tingkat kecamatan sekalipun belum memadai. Ini kontraproduktif,” tandasnya.
Sebagai daerah penghasil ikan terbesar di Indonesia, Saadiah katakan, pengelolaan ikan dalam program Lumbung Ikan Nasional (LIN) harus mampu menjawab persoalan kemiskinan dan pengangguran di Maluku. Suatu hal yang kontradiktif dengan fakta dan realita yang ada, yaitu lumbung ikan.
“Bimtek, bagi saya terutama kepada pelaku utama perikanan (nelayan), adalah langkah maju yang harus terus digalakan, sebagai upaya menyampaikan ilmu, pengetahuan, pendampingan dan membuka wawasan nelayan itu sendiri. Terutama di Era 4.0 dalam konteks daya saing berkelanjutan berskala ekspor,” ujarnya.
Selain itu dalam pertemuan seperti ini, tambah Saadiah, menjadi ajang untuk bisa bertemu pemerintah dan anggota DPR RI, guna melihat dan mendengar langsung aspirasi yang disampaikan masyarakat.
Dia menuturkan, LIN harus merangkul dan melibatkan nelayan lokal dan masyarakat pesisir. Hal ini untuk mengetahui dan mendalami kepentingan yang dimiliki warga lokal. Pemerintah pusat harus bekerja sama dengan pemda setempat, dalam memastikan partisipasi dan pelibatan masyarakat dalam proses rencana pembuatan kebijakan public, program kebijakan public, proses pengambilan keputusan public, karena itu merupakan salah satu ciri dari penyelenggraan negara demokratis
“Lantaran itu dengan adanya kegiatan bimtek ini, merupakan salah satu tahapan pokok LIN dalam rangka peningkatan kapasitas SDM yang kompeten. Dengan harapan masyarakat Maluku menjadi pemain utama sektor perikanan bukan penonton,” tegasnya.
Saat berbicara di Bimtek, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebutkan tiga (3) kata kunci yang perlu dimiliki daerah ini, yaitu produktivitas, daya saing dan kesejahteraan.
Pertama, produktivitas., yaitu potensi lahan dan tata pengelolaan yang menjadi faktor penentu. Sebagian besar nelayan bodi pancing tonda ini, kata Saadiah, menangkap tuna dan cakalang. Untuk kebutuhan domestik saja negara masih impor,sementara untuk kebutuhan ekspor masih banyak offtaker yang belum terpenuhi. “Artinya produktivitas harus digenjot,” tandasnya.
Kedua, lanjut Saadiah, soal mutu dan kualitas, adalah tentang pengolahan pasca panennya atau setelah ikan ditangkap. Ini yang harus dilatih dan dibimbing agar bisa terjaga hingga penjualannya. Bagaimana rantai dinginnya dan seterusnya. “Ini yang akan menentukan daya saing produk kita,” terangnya.
“Yang ketiga, yaitu kesejahteraan, Harapan kami untuk seluruh peserta pelatihan dan bimbingan teknis, dapat mengikutinya dengan bersungguh-sungguh dengan apa yang diperagakan oleh instruktur. Melalui pertemuan ini adanya sinergitas yang dibangun dalam keberlanjutan pemanfaatan potensi sumber daya yang kita miliki untuk kesejahteraan masyarakat,” paparnya.
Pada kesempatan tersebut, Saadiah mengucapakan terima kasih kepada mitra kerja BPPP Ambon, yang dinilainya sangat partisifatif dalam penyelengaraan kegiatan ini sehingga dapat terlaksana dengan baik.
Ikut hadir dalam acara bimtek ini, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Ambon, Dr. Lily Aprilia MSc, Kepala Balai Penyuluh dan Pelatihan Perikanan Maluku, Abu Bakar Msi, Kepala Dinas Perikanan Maluku Tengah La Masiuda Spi, Sekretaris Camatan Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, serta pejabat Desa Tulehu H.R. Lestaluhu, S.Sos.(MEL)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi