AmboinaMaluku

FCT Sebut Maluku Tertinggal Karena IPM Rendah

potretmaluku.id – Deputi I Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Febry Calvin Tetelepta (FCT) mengatakan, Maluku merupakan salah satu daerah tertinggal di Indonesia. Hal itu dikarenakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku rendah.

Dia menuturkan, IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Berdasarkan data, lanjut FCT, Tahun 2013 hingga 2018, posisi IPM Maluku sempat naik 2,78 persen. Dari Tahun 2018 sampai 2021 juga sempat naik 0,88 persen, tapi terjadi pelambatan. Sementara di Tahun 2021 hingga 2022 IPM Maluku stagnan, tidak bergerak naik dan juga tidak turun.

“Oleh sebab itu, kita melihat bahwa di posisi itu kita berada dibawah rata-rata nasional. Standar IPM itu 72,91, tapi kita di Maluku rata-rata 69,71,” ujar FCT pada forum Bacarita yang berlangsung di Swiss-belhotel, Sabtu, (19/8/2023).

Dikatakan, IPM Maluku berada pada posisi 26 terendah di Indonesia dibawah rata-rata nasional, dan kesenjangan antar kabupaten/kota juga disparitas sangat jomblang sekali.

Kalau IPM rendah, maka sudah pasti kualitas hidup juga rendah, begitu juga dengan produktivitas serta daya saing rendah, bahkan yang paling penting lagi rakyat tidak sejahtera karena daerah sengat tertinggal.

“Itu indikator implikasi dari IPM rendah,” cetusnya.

Dia mebeberkan, ada daerah di Maluku yang sejak dulu menjadi langganan IPM sangat rendah, yakni Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Seram Bagian Timur (SBT), Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Kepulauan Aru dan Kabupaten Buru Selatan (Bursel).

Kata jika mau membangun Maluku, maka harus fokus memperbaiki lima daerah tersebut. “Buatkan afirmasi khusus di lima daerah itu, otomatis IPM Maluku akan naik,” ungkapnya.

Menurutnya, pemetaan ini sangat penting, sehingga tidak membangun Maluku asal-asal saja, tapi harus fokus pada titi kelemahan dan kemudian diangkat agar terjadi perubahan terhadap IPM Maluku.

“Oleh sebab itu, kita butuh pengarahan dan konsolidasi yang terintegrasi,” imbuh FCT. (HAS)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button