potretmaluku.id – Friendly match sepakbola bertajuk “Football for Peace” sukses dihelat, Rabu kemarin (19/01/2022), di kawasan Jakarta International Stadium (JIS). Kegiatan yang penting dan strategis, karena sepakbola turut membawa nilai-nilai persamaan, solidaritas, persatuan dan persaudaraan atau persahabatan.
Rangkaian kegiatan diawali dengan mengheningkan cipta dan mendoakan semua korban konflik Maluku yang terjadi 23 Tahun yang lalu, yang dipimpin oleh tokoh Maluku Prof. Edward Omar Sharif Hiariej yang juga merupakan Wakil Menteri Hukum dan HAM.
Kemudian dilanjutkan dengan pertandingan antara Maluku FC, juara Liga 3 regional Maluku Vs Batavia FC pemenang Liga 3 regional DKI Jakarta yang berakhir imbang 0-0.
Di sela-sela pertandingan kontestan Liga 3 Nasional itu digelar pertandingan eksebisi antara public figure yang Maluku Vs public figure Jakarta yang juga berakhir imbang tanpa gol.
Sejumlah pimpinan organisasi dan paguyuban berbasis masyarakat di Jakarta turut memperkuat Maluku, sementara Walikota Jakarta Dhany Sukma dan Walikota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim bersama sejumlah tokoh masyarakat Jakarta memperkuat tim Ibukota yang tampil dengan Jersey putih.
Sementara kesebelasan tokoh Maluku sengaja mengenakan Jersey hitam, sebagai bentuk turut belasungkawa kepada semua korban akibat konflik Maluku lebih dari dua dasawarsa yang lalu.
Wamen Hukum dan HAM kepada awak media menyampaikan apresiasi atas di inisiasinya kegiatan Football for Peace. Dirinya berharap kegiatan serupa bisa menjadi agenda rutin yang diadakan setiap tahun.
“Kedepan kegiatan ini bisa menjadi menjadi agenda tahunan, sehingga bangsa ini dapat terus belajar dari apa yang pernah terjadi di Maluku 23 tahun silam (19 Januari 1999. red), dan bagaimana pula orang Maluku bisa membangun resolusi konflik dan berdamai”, ujar Wamen.
Menurutnya, data dari berbagai sumber menyebutkan, akibat konflik Maluku lebih dari 8000 orang meninggal, tentu adalah jumlah yang besar, patut disesali dan menjadi pelajaran bersama semua anak bangsa.
“Berbagai peristiwa kelam di masa lalu kerap kali diperingati bukan untuk diingat atau membuka luka lama, tapi sebagai bahan pembelajaran, bahwa konflik tidak membawa keuntungan bagi siapa pun. Hal yang penting agar bangsa ini tak mengulangi kesalahan yang sama”, ujar Hiariej.
Sementara ditempat yang sama, penggagas kegiatan yang juga adalah Presiden Maluku FC Ikhsan Tualeka menyampaikan terima kasih kepada Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini Gubernur Anies Baswedan yang telah memungkinkan kegiatan football for peace bisa terlaksana di JIS
“Terselenggaranya kegiatan ini karena kemudahan dan fasilitas yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selain sebagai ajang untuk mengukur kemampuan dua tim kontestan Liga 3, juga menjadikan sepakbola sebagai instrumen penting membawa pesan damai dan persaudaraan”, jelas Ikhsan.
Tokoh muda Maluku ini mengatakan bahwa kegiatan semacam ini dapat turut menandai atau menjadi etalase bahwa orang Maluku tidak saja sekadar telah move on, tapi sudah ‘come on’, bergerak maju dan berkarya.
Begitu pula dengan Gede Widiade, pemilik Batavia FC ini mengaku senang kegiatan ini bisa terlaksana dengan lancar, apalagi kedua tim bermain bagus, seimbang juga menghibur penonton.
“Pertandingan hari ini juga penting sebagai ajang pemanasan sebelum Batavia FC maupun Maluku FC mengikuti putaran Liga 3 Nasional nanti”, ujar tokoh sepakbola Jakarta ini.(TIA)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi