NasionalOlahraga

Wali Kota Ambon: Football for Peace, Momentum Belajar Damai dari Maluku

potretmaluku.id – Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyebutkan, kegiatan Football for Peace adalah salah satu momentum agar masyarakat Indonesia, bahkan dunia, bisa belajar dari Maluku.

“Belajar damai dari Maluku adalah satu hal yang penting,” ujar Richard terkait event “Football for Peace” yang sukses digelar di Jakarta International Stadium (JIS) Jakarta, Rabu kemarin (19/01/2022).

Kegiatan ini antara lain untuk merefleksikan 23 Tahun Konflik Maluku. Pemerintah Kota Ambon turut memberikan dukungan terhadap kegiatan tersebut.

Menurut Richard, Kota Ambon sebagai episentrum konflik 23 tahun lalu, berkepentingan dengan pesan moral yang menjadi spirit kegiatan.

“Sebagai titik utama konflik, Kota Ambon tentu berkepentingan dan mendukung semua kegiatan yang mengkampanyekan perdamaian yang telah dirajut sejauh ini di Maluku,” jelas Richard.

Bagi Wali Kota Ambon dua periode ini, even tersebut merupakan kegiatan positif yang dapat turut mengangkat Maluku di kancah nasional, karenanya perlu terus didukung.

Sementara Direktur Beta Sport Ikhsan Tualeka mengatakan, sepak bola dapat menyatukan perbedaan karena kaya dengan nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, solidaritas, dan persatuan.

Alasan itulah yang menjadi salah satu dasar dipilihnya kegiatan ‘Football for Peace’ sebagai kegiatan dalam rangka refleksi 23 tahun konflik Maluku.

“Kita bisa lihat bahwa sepak bola menyatukan perbedaan. Seseorang dengan perbedaan bisa menyatu dalam harmoni saat berlaga di sepak bola,” tuturnya.

Di konteks lokal, lanjut dia, misalnya Maluku, disebutnya banyak etnis dan banyak pulau. Tapi dengan sepak bola, perbedaan itu bisa disatukan.

Demikian pula dalam konteks nasional, bahwa Indonesia juga multicultural, banyak suku, banyak etnik, banyak pulau, dan kita bisa lihat bagaimana tim nasional kita bermain.

“Artinya sepak bola bisa memberikan kontribusi positif terhadap persatuan, perdamaian, dan tentu ini baik bagi Indonesia yang multikultural,” tegasnya.

Menurut Ikhsan, konflik 23 tahun yang lalu, perlu kita refleksikan sebagai penanda bahwa kita tidak boleh lagi mengulangi kesalahan yang sama atau terjebak pada situasi yang tidak menguntungkan itu.

“Oleh sebab itu, kegiatan apa pun yang bisa menjadi bahan refleksi itu penting untuk diapresiasi atau diadakan”, tegas Ikhsan.

Dirinya berharap, kedepan, event tersebut bisa menjadi agenda tahunan. Selain turut meningkatkan prestasi olahraga dalam hal ini sepakbola. Juga menjadi instrumen penting dalam mempererat kohesi sosial dan menggelorakan semangat hidup damai di tanah air.

Baik Ikhsan maupun Richard juga berharap, event tersebut dapat menjadi momentum untuk bangsa Indonesia dapat terus belajar dari peristiwa kelam yang pernah terjadi di kepulauan Maluku, sehingga kedepan tak lagi terulang.

Dalam kegiatan yang dipusatkan di JIS tersebut, dilangsungkan pertandingan antara Maluku FC melawan Batavia FC. Kemudian dilanjutkan dengan pertandingan eksebisi antara tokoh atau public figure dari Maluku versus tokoh publik dari Jakarta.(TIA)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button