potretmaluku.id – Beberapa hari belakangan, publik Maluku dihebohkan dengan kabar tentang perpindahan istri Gubernur Maluku, Widya Pratiwi Murad dari PDI Perjuangan ke Partai Amanat Nasional (PAN).
Betapa tidak, kepindahan Widya yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Politik DPD PDI Perjuangan Maluku itu awalnya telah gencar melakukan konsolidasi untuk bertarung di Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 sebagai salah satu bakal calon DPR RI.
Sayangnya, dipertengahan penggodokan bakal calon legislatif di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai berlambang kepala banteng itu, Widya diam-diam memutuskan untuk hijrah ke PAN.
Padahal, istri Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku, Murad Ismail itu digadang-gadang sebagai salah satu kandidat terkuat dalam bursa calon DPR RI untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku pada Pemilu legislatif mendatang.
Namun, ditengah perbincangan publik yang menghangat itu, justru mendapat tanggapan terbalik dari kader PDI Perjuangan, yang juga mantan ketua DPD PDI Perjuangan Maluku, Edwin Adrian Huwae.
Menurut Edwin, kabar pemindahan Widya Pratiwi Murad bukan sesuatu yang wah sehingga tidak perlu direspon secara berlebihan. Sebab, itu merupakan pilihan dan juga sikap politik dari yang bersangkutan.
“Polemik pindah partai oleh Ibu Widya Murad tidak perlu di respon berlebihan, itu adalah kehendak politik beliau, saya kira PDI Perjuangan tidak akan dirugikan,” kata Edwin dikutip dari akun facebook Edwin Adrian Huwae II yang diunggah sejak dua hari kemarin.
Menurutnya, hingga saat ini, soliditas di internal PDI Perjuangan Maluku bak slogan kosong. Konflik internal di DPD PDI Perjuangan Maluku tidak terselesaikan secara fair sesuai ketentuan yang berlaku di partai.
“Soliditas yang didengungkan jangan juga sekedar “slogan kosong”. Karena mengabaikan fakta bahwa pelbagai situasi konflik internal yang terjadi tidak diselesaikan secara jujur berdasar ketentuan Partai yang berlaku,” ujarnya.
Dia menyebutkan, kiprah partai itu sepanjang sejarah sejak masih PDI hingga merubah menjadi PDI Perjuangan baru pernah menang pemilu dua kali berturut di Maluku. Yakni di Pemilu 2014-2019 dimasa kepemimpinan Karel Albert Ralahalu dan Pemilu Tahun 2019-2024 dimasa kepemimpinannya.
“Perjalanan sejarah PDI sampai PDI Perjuangan, baru pernah 2 kali menang Pemilu di Maluku yakni pemilu 2014-2019, pada saat kepemimpinan Karel Albert Ralahalu, dan Pemilu 2019-2024 pada saat kepemimpinan saya sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku. Apakah masih bisa menang 2024..???,” cetusnya.
“Relasi partai dengan partisipan dan simpatisan PDI Perjuangan mesti segera di pulihkan, aturan partai ditegakkan dengan wibawa, jujur dan obyektif. Merdekaaa !!! Beta PDI Perjuangan,” pungkas Edwin. (HAS)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi