HeritageMaluku Tengah

Dirjen Kebudayaan Ajak Pekerja Kreatif “Ngantor” di Banda Neira

potretmaluku.id – Sejak Jumat (26/3/2021) hingga Senin (29/3/2021) Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI Hilmar Farid, bersama sekira 20 orang staf di jajarannya, berada di Banda Neira, Kepulauan Banda, Maluku Tengah.

Hilmar mengaku kepada potretmaluku.id, bahwa dia sudah sejak lama ingin berkantor sejenak di Banda Neira.

“Saya rencana ke Banda Neira penghujung tahun lalu, untuk ngantor beberapa hari di sini. Tapi baru terealisasi sekarang,” ujar Hilmar usai melihat sejumlah bangunan heritage di Banda Neira, termasuk melihat-lihat kondisi Istana Mini.

Menurut dia, memang pihaknya juga datang untuk muhat-lihat, dan ingin tahu kondisi yang ada di Banda Neira.

“Tidak ada target bagaimana khususnya. Intinya kita ngantor sejenak di sini. Jauh dari polusi dan kebisingan. Apalagi daerah ini masuk zona hijau Covid-19. Kami dari luar masuk ke sini harus perhatikan protokol kesehatan, melakukan rapid test antigen untuk bisa masuk ke sini,” tuturnya.

Karena dengan maksud tetap ngantor, maka menurut Hilmar, pihaknya tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Ada zoom meeting, dan aktivitas perkantoran lainnya.

Karena pandemi ini, lanjut Hilmar, memungkinkan kita bekerja dari mana saja sebetulnya. Dan ini juga disebutnya, semacam gagasannya bekerja dari Banda.

“Sebab Banda begitu indah dan tempat yang bisa membawa banyak inspirasi. Itu sebabnya saya mengajak teman-teman pekerja kreatif untuk ngantor di Banda Neira,” imbaunya.

Hilmar mengingatkan, Bung Hatta, Bung Syahrir, dr. Cipto Mangunkusumo dan Iwa Kusuma Sumantri pernah dibuang ke kepulauan yang dulu dicari-cari dunia karena rempah-rempahnya ini.

“Di sinilah mereka merumuskan dan mengimajinasikan Indonesia. Nggak main-main yang mereka renungkan di sini. Jadi saya sih melihat, ini tempat yang luar biasa ya. Kalau teman-teman, khususnya orang-orang kreatif untuk mau berkumpul di sini ya akan ngator di sini. Coba melihat apa-apa yang bisa menjadi inspirasi,” tutur Hilmar.

Dia menyebutkan kedekatan dengan masyarakat di daerah ini juga memjadi kunci. Jika kota-kota besar kita sangat berjarak, ya di sini sangat jalan. Itu bagi dia, sangat penting, berada dekat dengan masyarakat.

Bagi Hilmar, Banda ini luar biasa. Cagar budayanya terjaga dengan baik. Karena ada juga komitmen dari masyarakat untuk memahami nilai dari warisan budaya ini.

“Memang masih ada kekurangan di sana sini, tapi secara umum dirinya melihat sejauh ini komitmen dari pemerintah setempat dalam hal ini Camat Kepulauan Banda, dan juga warga itu sangat kuat,” terangnya.

Menurut dia, yang segera perlu dilakukan adalah memastikan bahwa ini aman terus. Dan itu adalah urusan kebijakan.

“Sekarang ini sedang dicanangkan untuk penetapan cagar-cagar budaya. Rumah-rumah bersejarah itu sebagai cagar budaya. Justru kalau memang mungkin meningkat. Bukan hanya bangunan saja tapi seluruh kawasan,” pungkasnya.(PM-05)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button