Clerry Cleffy Institute Kembali Berikan Beasiswa Pendidikan di Ambon
potretmaluku.id – Lembaga kemanusiaan Clerry Cleffy Institute (CCI) kembali membagikan beasiswa dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2021.
“Tahun 2019, kami berikan beasiswa sebesar Rp.55 juta yang diberikan untuk 26 anak. Tahun 2020, beasiswa sebesar Rp.100 juta diberikan untuk 27 anak. Sedangkan tahun 2021, beasiswa sebesar Rp.75 juta rupiah diberikan untuk 30 anak,” ujar Pendiri dan Direktur CCI, Dwi Prihandini, kepada potretmaluku.id, Selasa (4/5/2021).
Pemberian beasiswa untuk mendukung pendidikan dan kesehatan anak-anak asuhan Rumah Beta Maluku (RBM) ini, berlangsung di Shedini Ambon, Pantai Welaring, Hukurila, Ambon, Senin (3/5/2021).
Pemberian beasiswa tahun ini diberikan melalui pimpinan RBM Evilin Kaya Hutuely, yang juga dihadiri pengurus RBM dan anak-anak, serta orangtua dari anak-anak dengan orangtua ODHA dan ODH serta ADHA (Anak Dengan HIV Aids).
CCI sendiri menurut Dwi, merupakan mitra Rumah Beta Maluku di Ambon dan merupakan pendonor tetap bagi RBM.
“Selama beberapa tahun ini saya telah mengeluarkan dana pribadi sebesar sekitar Rp.490 juta, yang ditujukan untuk beberapa pos,” ungkap Dwi.
Pos yang dimaksudnya, kata Dwi, antara lain, beasiswa pendidikan selama 3 tahun berturut turut sebesar Rp.230 juta, pemberdayaan bantuan usaha laundry sebesar Rp.15 juta, penerbitan sekaligus rilis buku “Kami Baik baik saja” sebesar Rp.100 juta, sepeda untuk 27 anak sekitar 27 juta, biaya persalinan Rp.5 juta, sembako saat gempa Rp.7,5 juta, THR Rp.3 juta, biaya 2 kali pelatihan sebesar Rp.30 juta, serta biaya lain-lain Rp.5 juta.
“Besar harapan saya, anak-anak Maluku dalam naungan RBM semakin percaya diri, semakin meningkat prestasinya di sekolah,” tutur Dwi.
Tak lupa Dwi menghaturkan terima kasih untuk pimpinan Rumah Beta Maluku, Evilin dan semua pengurus atas kemitraan bersama Clerry Cleffy Institute.
Menyinggung soal pendidikan di Maluku, Dwi yang sudah keliling ke 11 kabupaten kota di Maluku dalam perjalanan melayani kaum disabilitas dan marjinal ini menilai, kondisi pendidikan pada umumnya sudah cukup baik. Namun yang perlu diperhatikan antara lain soal pendidikan untuk anak-anak disabilitas.
Apalagi, menurut Dwi, kondisi pandemi Covid-19, ikut memberi dampak yang nyata, misalnya tidak semua anak-anak siap mengikuti metode belajar daring.
“Diperlukan dukungan intens, khususnya bagi anak-anak marjinal yang tidak memiliki alat komunikasi HP,” pungkasnya.(PM-03)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi