MalukuMaluku TengahSeni Budaya

Banyak Rasa di Cita-Rasa-Banda

Oleh: Arie Rumihin (Kantor Bahasa Provinsi Maluku)


Aditya Retraubun (43) tiba dengan KM. Pangrango pagi 14 Maret 2023 di Naira, karena alasan pekerjaan dan langsung tertarik ketika mendapat informasi tentang pementasan Karya Audiovisual Cita-Rasa-Banda: Putri Pala (The Nutmeg Princess) Part.2 di Belgica, benteng kolonial yang kokoh menantang Gunung Api Lewerani yang berjarak kurang dari 700 meter.

Tepat pukul 20.00 WIT dia bersama ratusan penonton lainnya mulai mendaki bukit kecil menuju benteng dan mendapati kedua sisi setapaknya sudah ditanami obor penerang. Memasuki pagar dalam, Aditya diarahkan menuju meja kudapan khas Banda dan menikmati pengalaman kuliner di bawah cahaya bulan.

Tepat pukul 20.30 WIT, terdengar bunyi gong yang menandai dibukanya gerbang benteng. Keramaian pelan-pelan masuk dan mengambil posisi. Suasana benteng yang arkais dibantu pencahayaan artistik langsung melempar penonton ke suasana mistis. Jantung Aditya mulai berdebar.

Pukul 21.00 WIT, bunyi gong tiga kali berbunyi, lalu dari dalam sumur tua di tengah Belgica sekonyong-konyong muncul sosok makhluk bengis sambil menyanyi lirih. Semua nafas tertahan. Itu adegan pembuka pertunjukan malam ini. Para aktor melempar tubuhnya ke sana kemari mengantar alur cerita yang menyihir penonton.

Semua terpaku. Banyak air mata yang tumpah di kerumunan. Menceritakan perjalanan sosok golum menjumpai sang putri hingga menemukan pala, Putri Pala (The Nutmeg Princess) Part.2 mengalir selama 40 menit mengantar penonton pada klimaks yang hebat.

Cita-Rasa-Banda

Di tengah-tengah lakon, diselipkan juga sebuah video art hasil karya peserta workshop yang diasuh Syauqi Tuasikal dan penyajian kuliner fusion cuisine hasil worshop food fusion dibawah asuhan Seto Nurseto. Kedua selipan di atas mendukung cerita Putri Pala yang ditampilkan.

Penampilan memukau itu diapresiasi penonton dengan tepuk tangan panjang dan sambutan meriah ketika para aktor dan kru dipanggil kembali ke atas panggung.

Aditya merasa puas. Menurutnya ini sesuatu yang unik. “Ini baru dan bisa membuka mata banyak kalangan. Kemasannya mencekam karena dihelat di Belgica pada malam hari. Beberapa penonton di sebelah saya berbisik seram atau kaget di beberapa adegan. Yang pasti suguhannya sangat menarik”.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2Next page

Berita Serupa

Back to top button