
Program yang akan disiarkan di RRI Pro1, dengan durasi 1 (satu) jam ini, formatnya berupa Bincang-Bincang (dilakukan secara on air dan off air). Pada even-even tertentu akan dilakukan kegiatan off air yang memilih salah satu lokasi RT/kelurahan sebagai tempat bersiaran.
Ketika kegiatan off air, akan ditampilkan pula atraksi kesenian dari masyarakat setempat. Sehingga, acara ini memberikan ruang bagi pengembangan potensi dan kreativitas seni budaya generasi muda. Untuk kegiatan off air durasinya 120 menit (dua jam).
Sebelum siaran dilaksanakan, Kepala LPP RRI Makassar, La Sirama, dan Arwinny Puspita, mengajak saya dan Bahtiar (staf RRI) bertemu Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto di Rujab Walikota Makassar Jalan Penghibur-Jalan Haji Ince Saleh Daeng Tompo, Kelurahan Losari.
Setelah itu diadakan pertemuan terkait konsep program “Beranda Pak RT” dengan Sekretaris Kota Makassar, Ibrahim Saleh, yang dihadiri camat se-Kota Makassar, pada tanggal 28 Fabruari 2016. Dalam pertemuan di ruang Sekda, di Balaikota Makassar, iu disarankan agar program itu perlu diperkuat melalui penandatangan MoU (memorandum of understanding). Pertemuan teknis juga diadakan dengan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM), Andi Muhammad Yasir. Ini untuk koordinasi narasumber lurah dan camat.
Akhirnya, “Beranda Pak RT” bersiaran perdana secara offair atau outdoor dari Jalan Adipura, Kelurahan Karuwisi, Kecamatan Panakkukang, tanggal 19 Maret 2016. Walikota Makassar hadir sebagai narasumber bersama aktivis WALHI Sulawesi Selatan, Taufik Kasaming, dan Fachrudin Palapa dari Berita Kota Makassar (BKM) mewakili unsur media massa.
Siaran secara live di RRI Pro1 FM 94,4 Mhz dan AM 630 Khz itu bertema “Bersama Membangun Kota Makassar: Dari Lorong Menuju Kota Dunia”. Danny Pomanto dalam kesempatan itu mengajak warga Makassar menghidupkan lorong-lorong yang ada melalui kegiatan-kegiatan kreatif dan produktif. Diharapkan agar warga memanfaatkan ruang yang diberikan RRI Makassar untuk berpartisipasi, dan mengekspresikan apa yang menjadi potensi di lorong-lorongnya supaya Makassar dua kali tambah baik.
Sebelumnya, Arwinny Puspita dan tim, terdiri dari Ulis Makabori (Kabid Pemberitaan) Asmar Sarjon Mbirongi (Kasi Pro1), dan Bahtiar (Produser Acara), hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran tentang kelurahan dan peta masalahnya, sehingga nanti akan ditelaah apa yang layak untuk jadi topik siaran.
Pola ini selalu jadi rujukan siaran “Beranda Pak RT”. Dengan begitu, sebagai host atau tuan rumah, saya sudah dipasok dengan informasi tentang profil kelurahan, yang dibuat Pak Bahtiar sebagai Produser Acara. Bila siaran secara outdoor, profil kelurahan ini bahkan disampaikan dengan gaya reportase oleh Fitriani Nuralim, penyiar RRI. Informasi seputar sejarah atau latar belakang nama kelurahan menjadi hal menarik yang disampaikan Fitri karena ada aspek kelokalan, baik tradisi dan budaya Makassar diceritakan. Intinya, acara “Beranda Pak RT” ini sangat terkonsep baik.
Ketika acara sudah berjalan reguler setiap Rabu, pukul 11.00-12.00 wita, kadang ada tamu yang bertanya, kenapa nama acaranya “Beranda Pak RT”? Bukankah banyak RT yang perempuan? Menghadapi pertanyaan seperti itu, kepada tamu-tamu disampaikan bahwa yang dimaksud “Pak RT” dalam program ini adalah nama pembawa acaranya hehehe. Tamu-tamu yang hadir di studio RRI Pro1, selalu dibuat supaya nyaman sebelum bersiaran. Mereka diajak ngobrol sambil mencicipi penganan yang disediakan.
Tamu-tamu “Beranda Pak RT”, tak hanya berbicara tentang program kebersihan kota, juga tentang urban farming, penanganan masalah sosial berbasis masyarakat, UMKM, dan pendidikan politik pada akar rumput ketika menjelang Pemilukada. Obrolan seputar Kelompok Tani Lorong (Poktanrong), Lorong Garden (Longgar), Kelompok Wanita Tani (KWT), Lorong Sehat (Longset), Lorong KB, Lorong Budaya, dan lain-lain, merupakan topik utama kami.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi