Dalam konteks itu, GPM dituntut untuk lebih adaptif. Ia tidak hanya menguatkan iman umatnya, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi komunitas lintas agama dan pemerintah.
Peran ini sangat penting untuk membangun Maluku yang damai, inklusif, dan berkelanjutan. Lembaga sosial-keagamaan yang mampu menjangkau akar persoalan sambil menumbuhkan harapan akan tetap relevan dan dibutuhkan.
Yang membuat GPM istimewa adalah konsistensinya selama 90 tahun. Ia tidak hanya menjaga iman umat Kristiani, tetapi juga menjadi bagian dari jaringan sosial yang menyentuh seluruh masyarakat.
Dari pelayanan pendidikan hingga rekonsiliasi sosial, dari dukungan bagi keluarga hingga kontribusi dalam perdamaian, GPM membuktikan bahwa agama bisa menjadi penggerak kebaikan universal.
Memasuki satu abad, saya percaya GPM akan tetap setia pada misinya: menjadi penggerak kebaikan, penguat persaudaraan, dan pelayan masyarakat.
Semoga pohon besar ini terus meneduhkan semua yang singgah di bawahnya, memberi ruang bagi iman, harapan, dan persaudaraan, terutama di Maluku.
Selamat ulang tahun ke-90, GPM. Semoga sepuluh tahun ke depan menjadi dekade persiapan menuju satu abad yang penuh tantangan sekaligus peluang.
Semoga GPM tetap menjadi suluh yang menerangi jalan persaudaraan di Maluku, dan terus berdampak positif bagi kehidupan generasi yang akan datang.
Di tanah yang kaya sejarah dan keragaman ini, mari kita jaga semangat orang basudara, di mana GPM tetap menjadi salah satu penopangnya.
Karena pada akhirnya, sebuah masyarakat yang damai dan sejahtera dibangun bukan hanya oleh satu agama atau kelompok, tetapi oleh semua yang mau menumbuhkan kebaikan bersama.(*)
IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi



