KutikataPendapat

Sapa Pung Hahalang, Sapa Pung Bahu

KUTIKATA

Oleh: Eltom (Pemerhati Sosial)

Duriang tuh biar simpang lai, tetap bobou sa” (=duren yang disimpan baunya tetap tercium), artinya kesalahan kita tetap terlihat tidak bisa disembunyikan. Jadi mengaku salah merupakan tindakan yang terpuji, dan memohon pengampunan adalah sikap hidup yang tulus, rendah hati. “Jang batul di hadapan, putar bale di balakang” (=di depan berpura-pura benar, padahal di belakang penuh tipu daya), atau “jang balaga lurus sang jarong, padahal bengko parsis matakael” (=berlagak lurus seperti jarum, padahal bengkok seperti kail). Sebab kesalahan sekecil apa pun, ada orang benar yang menjadi korban atau yang rela mengorbankan dirinya menanggung salah kita.

Mau kasih hahalang tuh par sapa?” (=mau beri bebanmu itu untuk siapa?) artinya siapa yang mau dijadikan korban atas kesalahan kita? Sepantasnya kita yang menanggungnya sebagai bukti kejujuran dan keberanian untuk mengaku salah. Bukan sebaliknya menimpakan kesalahan itu kepada orang lain yang tidak bersalah atau tidak tahu-menahu dengan perbuatan kita.

Kalu itu ale pung hahalang, pikol akang!” (=bila itu bebanmu, pikullah!) supaya kita belajar bertanggungjawab atas perbuatan kita dan belajar untuk “ubah kalakuang” (=berubah, bertobat), bukannya “rasa sadap tagal orang su hala akang la berbuat iko suka tarus” (=merasa senang/bebas karena ada orang yang menanggung kesalahan kita itu lalu terus berbuat salah).

Namun bila ada yang karena “pengasihan yang basar” (=kasihnya kepada kita) telah rela “kasih bahu par hala katong hahalang” (=memberi dirinya untuk menanggung kesalahan/beban kita), hormati dan hargailah sebab pengurbanan itu tulus dan tanpa pamrih, dan berjanji “angka tobat mulai oras ini” (=berobat sekarang juga) jangan “nanti kong, la tahang deng ton, trus ulang koor” (=jangan ditunda dan tinggal dalam kesalahan berulang-ulang).

Konci rekeng, Ingatang!” (=akhirnya, ingat), pada tiap kesalahan dibutuhkan pengakuan, dan dari tiap pengakuan, mohonkanlah pengampunan. “Kalu sudah biking akang” (=jika sudah melakukannya), “jang biking labe” (=jangan lagi melakukan kesalahan itu).

Kotamahu, Wailela-Rumahtiga
Rabu, 31 Maret 2021

Elifas Tomix Maspaitella (Eltom)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button