Penembakan di Tual Tanggung Jawab BNN, Sementara Kasat Reskrim Harus Diperiksa
potretmaluku.id -Kasus penembakan yang diduga dilakukan oleh salat satu oknum Anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tual terhadap salah satu tersangka narkoba atas nama Ongen Kabalmay kini menjadi perhatian serius Kepolisian Daerah (Polda) Maluku.
Saat ini kasus tersebut telah dalam proses supremasi penegakan hukum. Namun terkait penegakan hukum menjadi tanggung jawab BNN.
Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif mengungkapkan, kasus yang dilaporkan korban penembakan ke Polres Tual tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab BNN, setelah Polda Maluku menemukan fakta hukum baru.
Kapolda mengaku, berdasarkan fakta hukum yang ditemukan, kasus penembakan yang terjadi di kawasan Watdeg, Kota Tual, 28 Maret 2022 lalu tersebut, terdapat unsur kesengajaan pengaburan fakta hukum dan pembuatan laporan polisi.
“Saat ini mantan Kasat Reskrim Polres Tual (Iptu Hamin Siompo) sudah ditarik ke Polda Maluku dalam rangka pemeriksaan,” kata Kapolda, di Ambon, Kamis (5/1/2023).
Dia mengungkap, pengaburan fakta penembakan sebenarnya dilakukan Hamin Siompo. Yang bersangkutan juga telah mengakui kesalahannya, bahkan sudah meminta maaf baik secara terbuka maupun tertulis.
“Kasat Reskrim dalam konperensi pers juga sudah menjelaskan secara lisan dan tertulis bahwa dirinya melakukan pengaburan fakta hukum dan rekayasa kasus,” katanya.
Perbuatan Siompo tersebut, tegas Kapolda, kini dalam proses pemeriksaan hukum oleh tim Penyidik Propam Polda Maluku.
“Saya sudah perintahkan agar yang bersangkutan diproses sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.
Terkait perkara penembakan yang dilaporkan orang tua korban Ongen Kabalmay, Kapolda menegaskan, Polri sangat berhati-hati dalam menetapkan seseorang sebagai tersangka. Apalagi, penetapan tersangka tidak sesuai dengan fakta hukum sebenarnya, atau malah direkayasa.
Ia mengaku mantan Kasat Reskrim Polres Tual, sebelumnya telah mengetahui peristiwa penembakan sebenarnya. Ia mengetahui kalau penembakan yang terjadi adalah upaya paksa BNN Kota Tual saat akan menyergap dua pelaku narkoba, yakni Ongen Kabalmay dan Syafei.
Terkait rekayasa kasus itu, Kapolda menyampaikan telah mengirim surat resmi kepada Kapolri dan Kabareskrim. Surat tersebut berkaitan dengan ditemukannya fakta hukum baru dan langkah-langkah lanjut yang akan dilakukan Polda Maluku.
“Penyelesaian kasus yang ditangani Polri akan diselesaikan sesuai protap dan aturan yang berlaku. Kita tidak boleh menetapkan seorang tersangka berdasarkan fakta hukum yang salah dan direkayasa, bila dipaksakan yang terjadi malah penegakan hukum sesat,” tegas Kapolda.
Menurutnya, kebenaran peristiwa penembakan yang mengenai Ongen Kabalmay telah diketahui oleh Iptu Hamin Siompo. Ia mengetahuinya setelah mendapat informasi terkait kasus penembakan pada sekira pukul 22.00 WIT. Siompo kemudian mendatangi rumah sakit menemui Ongen Kabalmay yang sedang dirawat akibat luka tembak.
Saat dimintai keterangan, Ongen mengaku kepada Siompo kalau dirinya ditembak saat akan transaksi narkoba bersama rekannya Syafei.
Mendapat pengakuan itu, Siompo memerintahkan anggotanya mencari Syafei. Saat ditemukan, Siompo dan Syafei menuju TKP penembakan. Syafei mengakui kalau mereka akan bertransaksi narkoba. Namun saat itu dia merasa curiga akan ditangkap dan langsung memerintahkan Ongen untuk tancap gas. Saat lari, terdengar tembakan dan mengenai Ongen.
Kapolda mengatakan, penjelasan yang diberikan oleh Syafei ternyata juga sudah direkam oleh Siompo sebagai barang bukti. Sayangnya, fakta hukum yang diketahui tersebut tidak disampaikan saat dilakukan gelar perkara bersama Polda Maluku.
Padahal, beberapa saat setelah penembakan, BNN Kota Tual juga sudah menyampaikan sebagai pihak yang bertanggung jawab. BNN mengaku penembakan yang dilakukan pihaknya dalam upaya paksa saat penggerebakan TO narkoba.
Bahkan, BNN juga sudah meminta Polres Tual untuk menyerahkan Syafei usai dilakukan tes urine. Hasil tes urine di Polres Tual, Syafei dinyatakan positif konsumsi narkotika. Sayangnya, ia malah dilepas oleh eks Kasat Reskrim itu.
Kasus penembakan itu sendiri dilaporkan orang tua korban di Polres Tual dengan laporan polisi Nomor: LP-B/67/III/2022/SPKT/RES TUAL/POLDA MALUKU, tanggal 28 Maret 2022. Karena fakta hukum sebenarnya tidak disampaikan Siompo saat gelar perkara bersama Polda Maluku, maka kasus itu kemudian ditingkatkan dari tahap penyelidikan ke penyidikan.
“Jadi setelah fakta hukum diketahui, kita akan berkoordinasi dengan biro wasidik untuk melakukan gelar perkara lanjutan. Gelar perkara akan dilakukan untuk menyampaikan temuan fakta hukum baru, dan telah terjadi rekayasa atas perkara laporan polisi oleh mantan Kasat Reskrim Polres Tual,” jelasnya.
Polda Maluku, kata Kapolda, juga akan menghentikan proses penyidikan terkait perkara tersebut.
“Dan kita akan melimpahkan penanganan terkait standar operasional prosedur penegakan hukum yang telah dilakukan oleh petugas BNN kota Tual kepada BNN RI,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kapolda meminta pihak keluarga korban penembakan apabila masih berkeberatan silahkan menggugat hukum ke BNN bukan ke Polri.
“PH-nya (penasehat hukum) harusnya kooperatif dan hadapkan itu pelaku yang sudah jelas-jelas ditetapkan BNN sebagai tersangka narkoba sejak bulan Juli 2022,” pintanya. (NAB)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi