Pendapat

Pager dan Reportase Bermodal Telepon Koin

Kenangan Seorang Jurnalis Radio

Oleh: Rusdin Tompo (Penulis dan Mantan Reporter Radio)


Istilah pager kembali mengemuka, setelah tersiar kabar bahwa pesanan pager yang diimpor milisi Hizbullah telah disusupi bahan peledak sebelum tiba Lebanon. Akibatnya, 12 orang tewas dan hampir 3.000 lainnya terluka termasuk korban yang berada di ibu kota Beirut.

Ini peristiwa tanggal 17 Deptember 2024 lalu. Milisi Hizbullah merupakan pengguna perangkat nirkabel tersebut karena menganggapnya lebih aman. Ternyata sudah disabotase oleh Israel, yang memasang beberapa gram bahan peledak yang sulit dideteksi.

Ledakan pager dalam konflik di Timur Tengah itu, membawa ingatan saya pada era 90an ketika masih aktif sebagai reporter radio. Saya, ketika itu, bekerja di Radio Bharata FM, yang berlokasi di Jalan Rajawali, Makassar. Saya pernah menggunakan alat yang ukurannya lebih kecil sedikit dibanding kotak korek api tersebut.

Di masa itu radio swasta dilarang membuat berita, kecuali RRI dan TVRI–dua media plat merah yang menjadi corong pemerintah. Namun tantangan persaingan dan adanya kebutuhan, menuntut kami mengemas acara-acara informasi sendiri.

Tak hanya mengutip dari koran dan Buletin Antara, saya juga meliput langsung di lapangan, on the spot. Dalam melaksanakan aktivitas jurnalistik itu, fasilitas pager sangat membantu.

Pager merupakan sebutan populer dari penyeranta atau radio panggil. Ini alat telekomunikasi pribadi untuk menerima dan mengirim pesan pendek. Hanya berupa beberapa karakter huruf dan angka.

Kelebihan pager ini karena sistemnya yang satu arah sehingga lokasinya tidak dapat ditetapkan. Ini mungkin yang jadi alasan milisi Hizbullah memanfaatkan teknologi jadul tersebut. Sebab, sebagai pengguna, kita hanya menerima pesan yang dikirim melalui operator. Begitu pager kita bunyi, itu sebagai penanda ada pesan masuk.

Pager marak digunakan di Indonesia pada tahun 1990an. Namun, sebenarnya sistem ini sudah beroperasi sejak 1976 di Tanah Air.

Di awal kemunculannya, pager dipakai oleh dokter-dokter yang bertugas dalam kondisi darurat di Rumah Sakit St Thomas, London, sejak tahun 1956. Alat ini ditemukan oleh Multitone Elektronik.

Operasional pager di Indonesia diperkenalkan oleh PT Motorollain Corporation, dengan merek dagang, Starko. Saya juga pengguna Starko, kala itu.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2 3 4Next page

Berita Serupa

Back to top button