Meregulasi Sopi: Jalan Tengah antara Pelarangan Total dan Kebebasan Tanpa Batas
Risiko negatif adalah terjadi pembatasan izin sehingga banyak orang yang selama ini menjual secara bebas tidak akan memperoleh penghasilan lagi. Terjadi penjualan tanpa izin di wilayah-wilayah tertentu secara sembunyi-sembunyi sehingga sulit diawasi.
Terjadi kenaikan harga akibat izin dan pajak penjualan yang dapat berujung pada orang mencari produk murah yang dijual secara tidak resmi. Dapat juga menimbulkan kreativitas mengoplos minuman murah yang berisiko pada kesehatan dan masalah sosial lainnya.
Konsumsi: Kondisi saat ini adalah sopi dikonsumsi secara kolektif dalam acara-acara adat dan pesta budaya. Selain itu juga dikonsumsi secara berkelompok maupun pribadi di luar acara adat dan pesta budaya.
Regulasi yang mungkin adalah adanya pengawasan terhadap konsumsi pada acara-acara adat maupun pesta budaya. Melarang konsumsi sopi di areal pendidikan, agama, dan fasilitas publik yang dianggap sensitif.
Risiko positif adalah produk yang dikonsumsi terstandardisasi. Kampanye publik secara berkala terkait dampak minuman beralkohol dapat dilakukan. Risiko negatif adalah terjadi konsumsi secara diam-diam dan sulit mengubah kebiasaan minum sopi yang sudah mengakar.
Risiko lintas mata rantai adalah mata rantai sopi di Maluku tetap berlangsung dalam kerangka ekonomi tersembunyi jika tidak diregulasi. Selain itu terjadi konflik ekonomi dan politik karena perbedaan pendekatan.
Risiko regulasi sopi juga dapat menimbulkan kriminalisasi terhadap masyarakat kecil sebagai para pelaku pada mata rantai sopi karena potensi keuntungan yang menimbulkan para pengusaha besar ingin masuk dalam mata rantai itu.
Dengan perspektif regulasi sopi yang kontekstual pada tiap mata rantai ini dapat memberikan pandangan bahwa tanpa regulasi, risiko kesehatan masyarakat meningkat, angka kriminalitas naik, dan biaya sosial membengkak.
Sebaliknya, dengan pelarangan total, perdagangan sopi akan masuk ke pasar gelap, kualitas tak terkontrol, dan penerimaan pajak hilang. Regulasi memberikan peluang mengurangi risiko secara signifikan: kualitas terjaga, konsumsi lebih terkendali, dan pemasukan daerah bisa dialokasikan untuk program kesehatan.
Jalan Tengah yang Realistis
Meregulasi sopi bukan berarti mengabaikan risiko atau menutup mata terhadap nilai ekonominya. Ini berarti mengelola kenyataan sosial-budaya dan ekonomi secara realistis, sambil meminimalkan dampak buruknya.
Regulasi yang adaptif, berbasis partisipasi masyarakat, dan disertai pengawasan ketat adalah jalan tengah yang bisa menyelamatkan kesehatan masyarakat, menghormati budaya, dan mengelola ekonomi lokal secara berkelanjutan.(*)
IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi



