Maluku

Mangente Kampung, Bupati Fakfak Dorong Pemekaran Jazirah Leihitu Jadi DOB

potretmaluku.id – Tokoh Muda Negeri Hitu, Untung Tamsil mendorong pemekaran wilayah Jazirah Leihitu sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) di Maluku.

Mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Fakfak periode 2007-2010 itu saat ini tenga melakukan agenda “Mangente Kampung” ke Negeri Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) yang merupakan kampung halaman ibunya, Maryam Slamat.

Dalam agenda tersebut, Untung Tamsil juga bersilaturahmi di kediaman Raja Hitu Lama dan juga Raja Hitu Messing. Di kesempatan itu, Bupati Termuda di Papua Barat itu menyebutkan, Jazirah memiliki sumberdaya yang mendukung untuk dimekarkan menjadi sebuah daerah otonomi di Maluku, salah satu faktor jumlah penduduk yang sudah sangat.

Menurutnya, Jazirah Leihitu saat ini masih tergolong wilayah tertinggal, sehingga butuh dukungan dari seluruh lapisan masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

Oleh sebab itu, pemekaran Jazirah yang melingkupi tiga wilayah kecamatan ini menjadi satu DOB merupakan solusi tepat melalui ranah politik. DPRD dan Pemda Malteng harus bersama-sama melahirkan beberapa produk hukum daerah agar masalah itu bisa terwujud untuk menjawab berbagai ketimpangan yang ada dan juga memperpendek masalah rentan kendali.

“Ini pesan moral sebagai anak Jazirah. Saya yakin banyak tokoh politik dari Jazirah yang mampu melakukan gerakan ini. Masa orang lain bisa, kita tidak bisa?,” tutur Tamsil saat bersilaturahmi ke kediaman Raja Hitu Messing, Jumat (30/6/2023).

Kata dia, Kabupaten Fakfak di bawah kepemimpinannya saat ini tengah mengusulkan pemekaran beberapa DOB, yakni Fokas dan Kota Madia. Sebelumnya, Kabupaten Fakfak telah melahirkan dua kabupaten, yakni Mimika dan Kabupaten Kaimana.

“Masa di Malteng ini tidak bisa, apalagi di wilayah Jazirah yang punya kekuatan besar dan juga punya SDM yang mumpuni. Harus bersatu untuk mendorong ini,” pungka Tamsil.

Menurutnya, negara sangat menjamin hal tersebut untuk menyampaikan aspirasi secara terhormat melalui lembaga parlemen. Kalau pemekaran itu terwujud, maka akan semua kebutuhan masyarakat Jazirah bisa dapat dipenuhi.

Dia mengungkapkan, sewaktu kecil dulu tinggal bersama teteh, nenek, meme (om), kakak dan sanak saudara lainnya di rumah gabah-gabah (pelepah Sagu). Sekarang, ketika pulang ke Hitu, masih juga tinggal di rumah gabah.

Itu artinya bahwa wilayah ini masih tertinggal, baik dari aspek sosial maupun ekonomi. “Jadi ini pesan saya sebagai putra Jazirah, mari bersatu untuk mendukung dan mendorong wilayah ini menjadi daerah kabupaten baru di Maluku,” cetusnya.

Sementara itu, Raja Hitu Messing, Ali Slamat mengungkapkan, wejangan yang disampaikan Bupati Fakfak, Untung Tamsil itu merupakan satu motivasi bagi masyarakat di Jazirah Leihitu untuk masa depan Jazirah yang lebih baik.

Dia mengaku, siapa pun dia yang merasa diri anak Jazirah, tentu akan merasa terpanggil dengan kondisi pembangunan yang ada di wilayah Jazirah. Seorang Untung Tamsil yang merupakan putra Jazirah saja bisa memimpin Kabupaten Fakfak.

“Kita disini juga harus mampu memimpin di Malteng. Saya kira ini adalah sebuah motivasi yang baik untuk kita semua. Dan ini saatnya kita di Jazirah bersatu agar pemekaran bisa kita wujudkan,” terang Slamat.

Dia mengaku, pesan itu sering disampaikan di berbagai tempat dan berbagai momentum. Bahkan, pemekaran Jazirah juga merupakan salah satu konsen para Raja-raja di Jazirah bersama dengan organisasi adat masyarakat Jazirah, yakni Hena Hetu.

“Intinya kita harus bersatu. Kalau kita bisa bersatu, apapun jua pasti bisa kita lakukan. Tetapi kalau tidak bersatu yah sudah, hanya kehancuran yang bisa kita dapat,” ujar Slamat. (HAS)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button