Pendapat

Mahasiswa Unismuh Makassar Gelar Pameran Seni Rupa Bertema “Sumpah, Pemuda Adalah Karya”

PENDAPAT

Karya-karya yang ditampilkan dalam pameran ini, secara ide dan gagasan, mencoba merekam keprihatinan akan punahnya hewan-hewan endemik Indonesia, seperti penyu sisik, badak sumatra, gajah sumatra, elang jawa, tenggiling, rangkong badak, macan dahan, dan tarsius tumpara.

Karya pirografi yang menampikan goresan api di atas limbah kayu buatan Nurul Irsan Asrul, seperti berbicara kepada kita untuk segera bergerak mencari upaya-upaya serius guna menyelamatkan hewan-hewan yang dilukis dan dibingkai dalam karyanya tersebut.

Karya-karya itu seperti mengingatkan dan menggugah kesadaran kita, empati kita. Ia menjadi semacam kampanye publik agar tumbuh dan terbangun kepedulian akan pentingnya menjaga ekosistem alam yang merupakan keragaman hayati (biodiversitas).

Begitupun dengan karya string art hasil buatan tangan Raodatul Janna. Bagi perempuan yang hobi nonton dan suka mendengarkan musik ini, imajinasinya dalam menarik benang smock dari satu paku ke paku-paku lainnya, tak hanya untuk membentuk pola gambar hewan, seperti gajah, kuda, harimau, burung, dan kupu-kupu.

Lebih daripada itu, karya bergaya pop-art dengan warna-warni kontras dan unik ini, juga menyiratkan “Proses”, “Percaya Diri”, “Kekuatan”, “Ketangguhan”, “Kerja Sama”, “Ketenangan”, “Solidaritas”, dan “Keseimbangan”. Sebagaimana judul-judul yang diterakan dalam karya-karyanya.

WhatsApp Image 2024 10 27 at 09.29.38 1 WhatsApp Image 2024 10 27 at 09.29.38 2

Khusus untuk Ainun Zariya, lewat kriya rajut yang mengusung nilai-nilai multikultur, seolah mau mencolek kita bahwa ada banyak kekayaan budaya lokal yang gaya, gaul, dan tak kalah gengsinya. Lingkungan sosial dan kultural Ainun Zariya, sangat mempengaruhi kriya rajutnya.

Dia banyak terinspirasi dari rajutan tradisional masyarakat Papua. Rasa dan nuansa noken yang ikonik, bisa kita lihat pada rajutannya berjudul “Satu Semburan”, “Cheerful”, “Makassar”, “Kue Lapis Pelangi”, “Senja Kaimana”, “Culture”, “Pesisir”, “Noken Kelelawar Wamena”, dan “Bird of Paradise 1” serta “Bird of Paradise 2”.

Rupa ekspresi yang ditampilkan Ainun Zariya, Nurul Irsan Asrul, dan Raodatul Janna, tak rumit untuk dibaca dan dipahami. Tak butuh interpretasi tertentu untuk bisa menikmati karya kriya mereka yang secara visual menarik, unik, dan tentu saja indah.

Pilihan menampilkan karya seni rupa modern berupa pirografi, string art, dan kriya rajut, dalam pameran yang merupakan studi khusus ini, bagai kita mengunjungi stan-stan kerajinan, yang related dengan generasi kekinian. Karya-karya ketiganya sangat layak dijadikan koleksi maupun cendera mata. Itu merupakan senyata apresiasi.(*)

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Previous page 1 2

Berita Serupa

Back to top button