MusikAmboina

Kota Havana di Kuba Ingin Kerja Sama dengan Ambon, Bakal Jadi Sister City

AMBON CITY OF MUSIC

potretmaluku.id – Duta Besar RI untuk Kuba, Nana Yuliana menyebutkan, orang Indonesia, khususnya di Kota Ambon, sama seperti orang Havana dan orang Kuba pada umumnya, yang sangat menyukai musik. Musik telah menjadi bagian dari hidup warga di kedua kota ini.

“Tidak heran jika Ambon dan Havana ditetapkan sebagai UNESCO of Music atau kota kreatif berbasis musik pada Oktober 2019 lalu,” ujar Nana dalam Webinar Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (G-CINC) Expert Series, Senin (21/6/21).

Webinar yang digelar atas kerja sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan (G-CINC) dan Kedutaan Besar RI di Havana, bertajuk “Resilient Ecosystem, Stronger Crescendo” ini, digelar secara virtual dari Havana dan Ambon, dengan perbedaan waktu Kota Ambon, Maluku lebih cepat 13 jam dari Havana, Kuba.

Nana berharap acara yang menghadirkan sejumlah pelaku industri musik dari kedua negara ini, akan menghasilkan kerja sama lebih lanjut, terutama antara Kota Ambon dan Kota Havana.

“Semoga kerja samanya tidak hanya di bidang musik, tetapi juga di bidang perdagangan dan pendidikan, dan KBRI Havana siap memfasilitasinya,” tandas Nana.

Bagi Nana, acara yang digelar sebagai peringatan Hari Musik Internasional ini, mencontohkan konektivitas orang ke orang yang sebenarnya. “Ini merupakan ajang untuk memahami dan mempererat hubungan masyarakat kedua negara melalui musik,” ujarnya.

Menurut Nana, ada hubungan diplomatik yang kuat antara Kuba dan Indonesia. Sejumlah kerja sama dilakukan dengan baik antara kedua negara ini.

Indonesia dan Kuba, disebutnya, memiliki hubungan diplomatik yang kuat selama 60 tahun. Indonesia selalu mendukung pencabutan resolusi sanksi ekonomi terhadap Kuba di forum PBB. Kedua negara juga selalu saling mendukung di berbagai forum internasional.

“Presiden Soekarno, berteman dekat dengan Presiden Fidel Castro. Presiden Soekarno berkesempatan bertemu langsung dengannya dalam kunjungan ke Havana, Kuba pada tahun 1960. Untuk meningkatkan hubungan bilateral, kedua negara telah menandatangani MoU Kerjasama Pertanian dan MoU Kerjasama Kesehatan,” ungkap Nana.

Indonesia juga, lanjut Nana, menawarkan sejumlah beasiswa ke Kuba, seperti beasiswa seni dan budaya dan Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) untuk gelar sarjana, pascasarjana dan doktoral di berbagai universitas di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Dubes Kuba untuk Indonesia, Tania Velazquez menuturkan, webinar ini digelar bersaman dengan merayakan Ulang Tahun ke-120 tahun Presiden Pertama RI  Soekarno.

“Soekarno adalah kepala negara pertama, yang datang ke Kuba, sesudah revolusi Kuba. Karena itu kami akan tetap melanjutkan kerjasama Indonesia dengan Kuba. Dengan warisan dari pemimpin kami yang terdahulu, maka kami akan tetap memperkuat kerja sama Indonesia  – Kuba,” tutur Tania.

Sementara itu, Direktur Ambon Music Office Ronny Loppies, kepada potretmaluku.id menuturkan, Kota Ambon akan menindaklanjuti apa yang diinginkan oleh Havana.

“Sebenarnya dalam skala musik, atau skema UNESCO Creative Cities Network, sebenarnya Ambon dan Havana sudah terkoneksi secara langsung. Jadi sebenarnya tidak perlu lewat kerja sama secara khusus. Namun mungkin akan kerja sama lebih ke city to city, dalam konteks sister city seperti tawaran dari Havana,” terang Ronny.

Menurut Focal Point of Ambon UNESCO City of Music ini, jika jadi ber-sister city dengan Havana, maka Kota Ambon nanti jadinya punya 3 sister city, yaitu dengan Darwin (Australia), Vlissingen (Belanda), dan Havana (Kuba).

“Dengan Vlissingen, banyak berhubungan dengan kesehatan dan penddikan. Darwin berhubungan dengan budaya secara uum. Nah mungkin dengan Havana ini, khusus untuk musik. Jadi kerja sama dalam bentuk sister city ini tinggal ditindaklanjuti antara Pemerintah Kota Ambon dengan Pemerintah Kota Havana,” jelas Ronny.(PM-05)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button