Pendapat

Dr Sitti Suryani, Penulis Buku Ragam Hias Budaya Makassar

PENDAPAT

Sebelum mengajar di sekolah yang sekarang, Suryani pernah mengajar di SMP Negeri 2 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari pengalaman mengajar itu, dia menemukan formula pembelajaran menggambar ragam hias.

Ditambahkan, berdasarkan pengelompokan siswa yang bisa, kurang, dan belum, maka metode pembelajaran yang dilakukan menggunakan tutor sebaya. Katanya, agar pembelajaran menyenangkan siswa diajar belajar di alam untuk menggambar dan mengamati lingkungan sebagai sumber belajar.

Suryani mengapresiasi perhatian pemerintah terhadap ragam hias Makassar yang sudah mulai terlihat pada industri fesyen. Paling tampak pada seragam batik dengan motif Sultan Hasanuddin, Syech Yusuf, dan batik dengan motif aksara Lontarak.

Publikasi motif-motif ini bisa ditemui di internet. Namun, pengenalan motif-motif ragam hias Makassar dalam bentuk buku masih sangat langka. Perupa Makassar, terutama di Kabupaten Gowa, juga sangat terbatas mengangkat dan mempromosikan ragam hias budaya Makassar ini.

“Kita masih sangat butuh modul dan buku ragam hias Makassar sebagai bahan referensi untuk pengembangan desain model pembelajaran Seni budaya, baik dalam bentuk produk media elektronik maupun produk media cetak,” tandas Suryani. (*)

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Previous page 1 2 3

Berita Serupa

Back to top button