Desa-desa di Indonesia Diminta Waspadai Ancaman Bencana Perubahan Iklim
potretmaluku.id – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengingatkan, desa-desa di Indonesia untuk mewaspadai ancaman bencana, sebagai dampak terjadinya perubahan iklim.
“Persiapan yang bisa dilakukan diantaranya melalui pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable develompent goals (SDGs) Desa ke-13, yakni Desa Tanggap Perubahan Iklim,” ujar Mendes PDT, dalam keterangannya di laman resmi kemendesa.go.id, terkait Rapat Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelayanan Publik dengan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara yang dipimpin Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin di Kantor Gubernur Sumatra Utara, pada Rabu (17/11/2021).
Dampak perubahan iklim, kata Mendes PDTT, seperti dilansir infopublik.id, sangat nyata bagi desa-desa di Indonesia.
“Bencana hindrometeorologi dari banjir bandang, longsor, hingga puting beliung merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim yang kerap melanda desa-desa di Indonesia. Ini yang harus kita waspadai bersama,” terangnya.
Menurut Mendes PDTT, desa tanggap perubahan iklim adalah desa-desa yang menjadikan kelestarian lingkungan sebagai program kerja unggulannya.
Dengan adanya desa tanggap perubahan iklim ini, kata dia, maka desa-desa di Indonesia bisa mempunyai indeks risiko bencana yang diperlukan sebagai langkah antisipasi untuk meminimalkan korban bencana.
“Dengan desa tanggap perubahan iklim, kita harapkan desa-desa di Indonesia mampu mengurangi dampak perubahan iklim termasuk mengantisipasi dampak bencana yang ditimbulkannya,” terangnya.
Lebih lanjut Mendes PDTT menjelaskan, dalam beberapa bulan terakhir bencana hindrometeorologi mulai dirasakan berbagai desa di Indonesia.
Dia memberi contoh bencana banjir bandang di Batu, Malang, Provinsi Jawa Timur, dan banjir di Sintang, Kalimantan Barat membuat warga desa banyak terdampak.
“Situasi ini harus kita waspadai karena berdasarkan Analisa BMKG intensitas hujan akan kian tinggi dalam beberapa waktu ke depan,” imbuh dia.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden meminta kepala daerah di Sumut untuk memitigasi serta mengantisipasi situasi lingkungan akibat La Nina.
Hal ini karena terdapat sejumlah daerah yang memiliki kemungkinan terkena musibah banjir dan tanah longsor.
“Saya minta kepada seluruh pemerintah daerah, kabupaten, kota, menyiapkan penanganan dan mitigasi akan kemungkinan terjadinya. Tidak hanya (bekerja) pada saat kejadian itu terjadi, tapi juga kita antisipasi sebelumnya,” kata Wapres.
Rapat tersebut juga diikuti Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi dan bupati atau wali kota se-Sumatra Utara. Selain itu hadir juga Palaksana tugas (Plt). Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, serta Staf Khusus Wapres Bambang Widianto, Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, dan Lukmanul Hakim.(*/TIA)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi