Citra dan WAG “Penulis Hebat SDN Borong”
Semangat menulis Citra, rupanya menular ke teman lainnya, bahkan ke kakak kelasnya. Suatu malam, ba’da Magrib, dia menjapri Rusdin bahwa ada temannya juga mau ikut menulis. Namanya, Umay, lengkapnya Humairah.
“Assalamualaikum… Hallo Pak, saya Humairah, dari kelas 5A. Saya ingin ikut menulis seperti Citra,” sapa Umay kepada Rusdin.
Begitu Umay menyatakan mau bergabung menulis, Citra mengambil inisitif membuat WhatsApp grup (WAG). Dia memberi nama grup itu “Menulis, Menulis, Hebat”. Rusdin menyarankan nama grupnya “Penulis Hebat”. Namun, WAG itu akhirnya diganti dengan nama “Penulis Hebat SDN Borong”.
Berikutnya, ikut bergabung pula Annisa Alya Hidayat, murid kelas 5A. Nisa atau Nice, begitu panggilan akrabnya, juga mau menulis seperti Citra. Lalu Citra juga mengajak Icha, yang disebut sebagai bestienya, masuk grup ini. WAG “Penulis Hebat SDN Borong” pun riuh dengan canda mereka yang saling menimpali.
Kadang ada yang ingin menulis tapi belum punya ide tulisan atau belum tahu, apa yang bakal jadi judul tulisannya. Rusdin pun memberi masukan dan tips sederhana. Misalnya, disarankan menulis hal-hal yang dekat dengan kesehariannya, bisa tentang teman, guru, mainan kesukaan, hewan peliharaan, atau hobinya.
Citra sendiri sangat ingin menulis tentang sahabat-sahabatnya. Dia ingin menulis profil Icha yang suka bernyanyi, Asy Syafa yang sering juara lomba mewarnai dan menggambar, serta Fitriyah Latifah yang jago main bulu tangkis. Rusdin menyampaikan, perlu tanya-tanya teman yang mau ditulis itu, bila ingin mendapat informasi dari dia.
“Dengan banyak tanya atau diajak ngobrol, kita bisa mendapat informasi. Itu namanya wawancara,” terang Rusdin yang mantan jurnalis dan kerap jadi fasilitator kegiatan anak itu.
Rusdin punya pengalaman mendorong anak-anak menulis dan menerbitkan buku. Pada tahun 2019, murid-murid SD Negeri Borong menerbitkan karya bersama dengan judul “Perpustakaan Baru”. Pada tahun itu pula, Riska Aulia menerbitkan buku kumpulan puisi tunggal berjudul “Pelangi Dalam Kelas”. Buku-buku itu sering digunakan untuk menyemangati anak-anak menulis, sebagai contoh konkret bahwa mereka juga bisa menulis buku.(*/ZAI)
IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DIĀ GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi