BI Maluku : Inflasi Gabungan Kota di Provinsi Maluku Terkendali
potretmaluku.id – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Maluku mencatat tekanan harga kebutuhan pokok di Provinsi Maluku relatif terkendali, meski diperhadapkan dengan puncak hari besar keagamaan Idul Fitri 2023.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi inflasi pada gabungan kota di Provinsi Maluku pada bulan April 2023 tercatat sebesar 0,30% (mtm). Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Maret 2023 yang mengalami inflasi sebesar 0,18% (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Maluku, Rawindra Ardiansah mengaku, meski lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi bulan lalu, realisasi inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku pada April 2023 lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 0,33% (mtm).
“Inflasi pada bulan April 2023 utamanya didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara hingga 5,59% (mtm), yang sejalan dengan peningkatan arus mudik dan juga arus balik lebaran,” Rawindra kepada wartawan, Kamis (4/5/2023).
Selain itu, lanjut fia, peningkatan inflasi juga didorong oleh meningkatnya harga pada beberapa komoditas makanan, minuman, dan tembakau, dan juga penyediaan makanan dan minuman. Komoditas tersebut antara lain kue kering berminyak yang mengalami peningkatan 11,14% (mtm), beras sebesar 0,98% (mtm), dan rokok kretek filter sebesar 1,93% (mtm).
Faktor penyebab kenaikan harga disinyalir akibat naiknya permintaan pada puncak hari besar keagamaan, dan juga dampak transmisi dari kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) yang berlaku pada tahun 2023 dan 2024.
Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh turunnya harga komoditas hortikultura, dan juga beberapa komoditas perikanan yang sejalan dengan kondisi cuaca yang mendukung.
“Sementara itu, tingkat inflasi tahunan (yoy) gabungan kota di Provinsi Maluku tercatat sebesar 4,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 5,43% (yoy),” ujarnya.
Rawindra menyebut sejak awal tahun 2023, terdapat tren penurunan capaian inflasi tahunan. Namun demikian capaian tersebut masih lebih tinggi dari realisasi inflasi nasional sebesar 4,33% (yoy), dan juga sasaran inflasi nasional tahun 2023 yang ditetapkan pada rentang 3,0+1% (yoy).
Memasuki musim penghujan di Provinsi Maluku pada triwulan II dan triwulan III, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terus memperkuat berbagai upaya sinergis dan intensif untuk meredam tingkat inflasi khususnya yang berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.
“TPID Provinsi Maluku berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dan inovasi guna mengarahkan pencapaian inflasi pada gabungan kota di Provinsi Maluku kembali ke rentang sasaran 3,0+1% (yoy) di tahun 2023,” jelasnya.
Untuk itu, strategi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran Distribusi dan komunikasi efektif (4K) yang telah dituangkan dalam roadmap (peta jalan) pengendalian inflasi 2022-2024 akan menjadi acuan dalam langkah pengendalian inflasi.
“Berbagai program dalam kerangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) akan terus diintensifkan,” tandasnya. (HAS)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi