Oleh: Elifas Tomix Maspaitella (Eltom) – Pemerhati Sosial
“Jang baringing orang pung barang” (=jangan mengingini barang milik orang lain/rakus), sebab masing-masing kita “pung bageang sandiri-sandiri” (=mempunyai bagiannya masing-masing). “Hidop nih puas deng pung sa” (=puaslah dengan yang menjadi milik kita) jangan “mata lia hati inging la tangang loko orang bageang” (=mata lihat, hati ingin lalu tangan mengambil bagian milik orang lain).
Setiap orang mempunyai bagiannya masing-masing, baik atas “pembagian dari orangtotua pung perusah” (=pembagian dari milik pusaka orangtua) maupun hasil “sapuluh jare tangang kotor” (=usaha/kerja kita sendiri ~ ungkapan ini berbeda maknanya dengan “karja biking kotor tangang” =kerja tidak jujur, tidak adil, merampas milik orang lain). Jadi “tiap orang usaha dia pung pembagian jua” (=tiap orang mengusahakan bagian yang dimilikinya).
“Jang tagal baringing la turut penghasutan” (=jangan karena mengingini milik orang lain lalu mau dihasut) karena itu bisa menghancurkan “hidop orang sudara” (=persaudaraan) atau malah “biking tumpah darah antar sudara” (=mengakibatkan pertumpahan darah antar saudara). Lihatlah, “tagal tanah sadepa, jadi tumpah darah” (=karena tanah sedepa/sehasta jadi pertumpahan darah).
Apalagi jika “talingang tipis dengar orang bisi-bisi” (=telinga tipis mendengar bisikan orang ~ ungkapan ini bermakna “mudah dihasut”) atau karena “hati baringing la orang kipas api” (=rakus lalu orang lain memanaskan situasi ~ ungkapan ini juga bermakna sama yaitu orang yang mudah dihasut). Lalu “seng pikir panjang lai la bertindak parsis sang raja babae satu lai” (=tanpa pikir panjang, bertindak seperti raja yang memerintah). Padahal “cuma parkara bodoh-bodoh” (=hanya masalah sepele) yang bisa diselesaikan “kalu hati tar baringing la mau lebe” (=bila hati tidak mengingini milik orang lain karena mau lebih).
“Baringing jua untung brapa?” (=Apa juga untungnya dari mengingini milik orang lain/rakus?) Karena seharusnya kita mengusahakan “tiap-tiap pembagian” (=bagian yang telah dibagi). “Kalu di orang dusung cengkeh maliong, mo batanang di se pembagian lai” (=bila di dusun orang lain banyak pohon cengkihnya, anda tanamilah di dusun anda pula), “bukang tunggu dia pung babuah la cari hal” (=bukan tunggu milik saudara itu berbuah lalu kita menciptakan masalah/bertikai).
“Orang baringing tuh pamalas” (=orang yang suka mengingini milik orang lain itu malas). “Sabang hari dudu manggarang” (=setiap hari hanya duduk-duduk).
Sabtu, 5 Juni 2021
Pastori Jemaat GPM Bethania Dana Kopra-Ambon
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi