AmboinaNasionalSeni Budaya

Ambon Perkuat Ekosistem Sebagai Kota dalam Jaringan 75 Unesco City of Music

potretmaluku.id, – Kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku kini termasuk dalam jaringan 75 kota musik dunia, Jaringan Kota Kreatif yang diakui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

“Ambon kini semakin berbenah dan memperkuat ekosistem sebagai kota dalam jaringan 75 kota musik dunia,” kata Direktur Ambon Musik Office (AMO) Ronny Loppies dalam keterangan diterima di Ambon, Rabu (8/11/2023).

Sejak dinobatkan sebagai kota kreatif berbasis musik dunia oleh UNESCO bertepatan perayaan Hari Kota Sedunia pada 31 Oktober 2019, Kota terbesar sekaligus ibu kota Provinsi Maluku telah bersanding dengan 65 kota lain, dan tergabung dalam Jaringan Organisasi Kota Kreatif (UNESCO Creative Cities Network-UCCN).

Ronny yang juga menjadi Focal Point of Ambon UNESCO City of Music menegaskan, dalam perayaan hari ulang tahun ke-4, Ambon City of Music pada 31 Oktober 2023 dipusatkan di SMP Negeri 15, Ambon terus berbenah diri untuk dapat melanjutkan branding dunia tersebut.

Berbagai laporan, dokumen dan implementasi program sudah diperhitungkan dengan matang oleh AMO untuk dapat disampaikan ke UNESCO.

Menurutnya, pencapaian pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs) 2030 dan komitmen melaksanakan deklarasi Mondiacult 2022, menjadi dokumen penting sebagai parameter terukur yang akan dinilai UNESCO.

Sedangkan Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, dalam keterangan menyatakan, sebanyak 55 kota bergabung dengan Jaringan Kota Kreatif UNESCO, bertepatan peringatan Hari Kota Sedunia 31 Oktober 2023.

Kota-kota kreatif baru ini diakui atas komitmennya yang kuat dalam memanfaatkan budaya dan kreativitas sebagai bagian dari strategi pembangunan mereka, serta menunjukkan praktik-praktik inovatif dalam perencanaan kota yang berpusat pada manusia.

Dengan tambahan 55 kota terbaru, maka Jaringan ini kini mencakup 350 kota di lebih dari 100 negara. 55 Kota itu mewakili tujuh bidang kreatif yakni Kerajinan dan Seni Rakyat (7 kota), Desain (6 kota), Film (5 kota), Gastronomi (7 kota), Literasi Sastra (10 kota), Seni Media (4 kota) dan Musik sebanyak 16 kota.

55 anggota baru Jaringan Kota Kreatif UNESCO tersebut diantaranya bidang kreatif Musik yakni kota Banja Luka, Bissau, Bolzano, Bydgoszcz, Caracas, Concepción, Da Lat, Gwalior, Ipoh, Mexicali, Montreux, ?anl?urfa, Suphanburi, Toulouse, Varaždin dan Veliky Novgorod.

Enam kota di bidang kreatif Desain yakni Ashgabat, Cetinje, Chiang Rai, Chongqing, Granada, Valencia, tujuh kota dengan bidang kreatif Gastronomi yaitu Battambang, Chaozhou, Fribourg, Gangneung, Herakleion, Iloilo City, dan Nkongsamba serta empat kota Kreatif bidang Seni Media yaitu Caen, Casablanca, Novi Sad dan Oulu.

10 kota kreatif bidang Literasi Sastra yakni Bremen, Buffalo City, Hobart, Iasi, Kozhikode, Kutaisi, Okayama, Rio de Janeiro, Taif dan Tukums, sedangkan lima kota kreatif Film adalah Asaba, Kathmandu, Ouarzazate, Penedo dan Vicente Lopez.

Sisanya tujuh kota kreatif bidang Kerajinan dan Kesenian Rakyat yaitu Castelo Branco, Hoi An, Montecristi, Surakarta di Provinsi Jawa Tengah, Ulaanbaatar dan Umngeni Howick.

Menurut Audrey Azoulay, khusus Kota Lyon, Kota Kreatif Seni Media sejak tahun 2008, telah diberikan status Kota Kreatif Literatur, sesuai permintaannya untuk mengubah bidang kreatif.

Untuk kota-kota musik seperti Ambon sudah bertambah 16 kota musik sehingga total kota musik dunia sebanyak 75 kota. Dengan demikian maka jejaring kota kreatif dunia ini semakin luas.

Kota-kota yang baru ditetapkan akan bekerja sama dengan anggota Jaringan untuk memperkuat ketahanan mereka dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang seperti perubahan iklim, meningkatnya kesenjangan, serta urbanisasi yang pesat, dengan 68 persen populasi dunia diproyeksikan akan tinggal di wilayah perkotaan pada tahun 2050.

“Kota-kota di Jaringan Kota Kreatif kami memimpin dalam hal meningkatkan akses terhadap budaya dan menggalang kekuatan kreativitas untuk ketahanan dan pembangunan perkotaan,” kata Audrey Azoulay.

Menyangkut makalah kebijakan yang akan datang terutama menyangkut “Nilai tambah Jaringan Kota Kreatif UNESCO di tingkat lokal, nasional dan internasional”, akan memberikan kesaksian mengenai peran utama yang dimainkan kota-kota dalam mencapai Agenda 2030, sekaligus menunjukkan cara-cara UNESCO mendukung UCCN anggota dengan mendorong dialog, pembelajaran peer-to-peer dan kolaborasi.

Kota Kreatif yang baru ditunjuk juga diundang untuk berpartisipasi dalam Konferensi Tahunan UCCN 2024 di Braga, Portugal, yang dijadwalkan pada 1-5 Juli 2024. Konferensi tahunan itu akan berlangsung dengan mengusung tema “Membawa Pemuda ke meja untuk dekade berikutnya”.(JAY)

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button