Kota TualMaluku Tenggara

Air Mata Hiasi Kepulangan Masyarakat Muslim Weduar, Setelah 23 Tahun Mengungsi

potretmaluku.id – Air mata haru dan kebahagiaan tak kuasa terbendung, Minggu (18/7/2022) kemarin, saat kepulangan masyarakat Muslim Weduar, yang diantar langsung oleh Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun.

Di prosesi kepulangan warga muslim Weduar, setelah 23 tahun meninggalkan kampung halaman karena konflik sosial, membuat warga Muslim maupun Kristen, tak sanggup menahan air mata haru dan kebahagiaan.

Jika dikenang selama kurang lebih 23 tahun lamanya meninggalkan kampung halaman tentu bukanlah rentang waktu yang singkat.

Apalagi kepergian itu bukan karena pergi merantau, namun karena pertikaian, akibat konflik sosial yang pernah melanda Kepulauan Maluku, pada tahun 1999 silam.

Konflik sosial yang pernah terjadi puluhan tahun silam itu, meluluh-lantakkan perekonomian serta serta hubungan persaudaraan yang terjalin sejak zaman para leluhur.

Salah satu pihak yang juga merasakan perihnya konflik sosial itu, adalah masyarakat Maluku Tenggara, salah satunya adalah masyarakat Ohoi (Desa) Weduar, Kecamatan Kei Besar Selatan, yang terpaksa mengungsi ke Kota Tual.

Kini setelah 23 tahun berlalu, masyarakat Weduar yang beragama Muslim telah pulang dan menempati kampung halamannya seperti sedia kala.

Kepulangan warga Weduar Muslim disambuat dengan upacara dan sumpah adat di (Wama) atau pusara kampung, yang dianggap sangat sakral secara adat.

Kehadiran Hanubun terlepas selaku bupati, sekaligus menjadi saksi atas kepulangan warga Muslim Weduar dan menjadikan cerita sejarah untuk anak cucu yang akan datang.

Selain bupati, turut hadir pula pendeta, para tetua adat serta keluarga besar Jemaat Gereje Protestan Maluku (GPM) Ohoi Weduar.

Bupati Hanubun pun menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat Ohoi Weduar yang kembali bersatu setelah berpisah selama 23 tahun lamanya.

“Meskipun selama ini bertemu namun tidak tinggal bersama seperti beberapa tahun silam, karena ada yang tinggal di Mangon, Faer, Langgur dan Tual, akibat konflik sosial di kala itu,” kata Hanubun.

“Hari ini dengan kembalinya warga Muslim Weduar ke kampung halaman, mencerminkan kebersamaan serta ingin mempererat kembali hubangan silaturahmi sesama warga Weduar,” imbuhnya.

Hanubun menegaskan, dengan kembalinya warga Muslim Weduar ini maka secara resmi mereka beralih kependudukan menjadi warga Kabupaten Maluku Tenggara, bukan lagi warga Kota Tual.

“Saya tadi telah menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sudah dicetak oleh Kantor Catatan Sipil dan resmi mereka menjadi warga Weduar seperti sedia kala,” terang Hanubun.

“Saya bangga karena kesadaran masyarakat Weduar Kristen yang mau menerima kembali saudara mereka yang Muslim untuk hidup berdampingan seperti dulu lagi,” ujar Hanubun.

“Semoga momen yang kita saksikan ini, dapat diambil hikmahnya, serta masyarakat di kecamatan lain dapat mencontohkan apa yang sudah di akukan oleh masyarakat Weduar,” sambungnya.

Hanubun menambahkan, secara pribadi dan atas nama pemerintah daerah, dia menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Camat Weduar.

Untuk diketahui, bersamaan dengan pelaksanaan prosesi kepulangan warga Muslim Weduar itu, Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun juga dikukuhkan secara adat sebagai anak Weduar.(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button