AmboinaMaluku

Senyum dan Sapaan Wapres Gibran di Jantung Ekonomi Ambon

potretmaluku.id – Sore itu, keramaian Pasar Mardika tak seperti biasanya. Ribuan warga memadati kawasan pusat perniagaan terbesar di Kota Ambon. Beberapa berdiri di atap los, yang lain menyemut di pelataran gedung putih.

Semua ingin melihat dari dekat sosok yang tengah menjadi perhatian publik, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka.

Didampingi Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena, Wapres tiba di lokasi usai meninjau pembangkit listrik terapung Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 di Desa Waai, Maluku Tengah. 

Kedatangannya ke Pasar Mardika menjadi penutup hari dalam agenda kunjungan kerjanya di provinsi kepulauan itu.

Di tengah arus warga yang menyambutnya dengan lambaian tangan dan teriakan antusias, Gibran berjalan pelan. Ia membalas sapaan, menyalami para pedagang, dan sesekali menanyakan harga cabai, bawang, hingga ikan segar. Tak sekadar basa-basi, Wapres bahkan membeli beberapa barang dagangan.

Gubernur Hendrik Lewerissa yang terus mendampingi Wapres menyebut kunjungan itu sebagai momentum penting bagi penguatan ekonomi kerakyatan di Maluku. 

Menurutnya, kehadiran pemimpin nasional langsung ke pusat aktivitas masyarakat kecil memperlihatkan arah kebijakan pembangunan yang lebih merata.

“Kunjungan ini menunjukkan perhatian serius pemerintah pusat terhadap Maluku, terutama sektor ekonomi rakyat yang menjadi tulang punggung,” kata Hendrik.

Setelah meninjau los sayur dan bahan pokok, rombongan bergerak menuju kawasan Arumbae, tempat para nelayan dan pedagang hasil laut menjajakan dagangannya. Jalur yang dilalui dipenuhi warga yang menyapa dan mengabadikan momen dengan ponsel masing-masing.

Meski kunjungan berlangsung singkat, kehadiran Wapres Gibran meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat. Banyak yang tak menyangka bisa bertemu langsung dengan orang nomor dua di republik ini, di tengah pasar yang selama ini menjadi denyut nadi ekonomi harian mereka.

“Senang sekali, beliau tidak hanya lewat, tapi menyapa kami,” ujar Marlina, seorang pedagang ikan.

Hari itu, Pasar Mardika tak sekadar menjadi tempat jual beli, tetapi juga ruang pertemuan antara rakyat dan pemimpinnya. Senyum, sapa, dan percakapan sederhana menjadi jembatan harapan di tengah dinamika hidup masyarakat kota.(JAY)

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button