Nasional

Kemenkes Intensifkan Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Tengah Sejumlah Temuan Varian Baru SARS-CoV-2

potretmaluku.id – Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, total kasus Variant of Concern (VoC) atau varian virus yang menjadi perhatian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia berjumlah 54 kasus, berdasarkan penelitian Whole Genome Sequence (WGS) per 21 Mei 2021.

Berbicara pada Talkshow Ranger Talk Volume IV yang digelar secara virtual, Senin (31/5/2021), Siti mengungkapan, varian baru tersebut terdiri atas 18 kasus B117 asal Inggris, empat kasus B1351 asal Afrika Selatan dan 32 kasus B1617 asal India.

“Sebanyak 19 kasus di antaranya dilaporkan tanpa riwayat perjalanan luar negeri atau penularan secara domestik, yang terjadi di Palembang,Prabumulih, Penukal Abab Lematang Ilir, Tapin, Medan, Tanjung Balai, Karawang, Denpasar, Badung, DKI Jakarta, Gunung Mas, Palangkaraya, dan Batam,” ujarnya.

Kondisi tersebut kata dia, membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengintensifkan percepatan vaksinasi Covid-19 di tengah sejumlah temuan varian baru SARS-CoV-2 yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

“Varian atau kejadian mutasi SARS-CoV-2 karena virus beradaptasi sebab ada ras tertentu dan geografis tertentu dari daerah akan memicu mutasi virus. Sehingga kita berlomba melakukan vaksinasi,” paparnya.

Dia katakan, Indonesia saat ini telah memiliki pasokan vaksin Covid-19 yang mencukupi, untuk menangani varian baru tersebut setelah menerima sekitar 8 juta dosis tambahan vaksin Sinovac.

Dengan kedatangan tambahan vaksin ini, total yang telah diterima Indonesia berjumlah total 92.910.500 dosis, dengan 81,5 juta di antaranya adalah dalam bentuk bulk.

“Jumlah itu baru memenuhi sekitar 21 persen dari kebutuhan vaksin di Indonesia yang mencapai 181 juta orang,” terangnya.

Lebih anut, Siti menuturkan, ketersediaan vaksin sangatlah penting demi kelancaran program vaksinasi COVID-19, mengingat varian baru SARS-CoV-2 bisa mempengaruhi beberapa hal, di antaranya meningkatkan penularan, meningkatkan kesakitan, meningkatkan kematian.

Varian baru juga, kata dia, memiliki risiko menurunkan kemampuan alat diagnostik, menurunkan suseptibilitas terhadap antibodi dan pengobatan seperti plasma konvalesen atau monoclonal antibodies.

“Varian baru juga dapat menimbulkan reinfeksi, meningkatkan risiko infeksi orang yang telah mendapatkan vaksinasi, meningkatkan risiko terkait COVID-19 seperti Long COVID-19 dan meningkatkan kejadian COVID-19 pada populasi tertentu seperti anak-anak atau orang dengan gangguan kekebalan,” ungkapnya.

Upaya mengintensifkan program vaksinasi dilakukan pemerintah berdasarkan kelompok sasaran yang berlangsung pada Januari hingga Juni 2021 seperti 1,3 juta tenaga kesehatan di 34 provinsi, 21,5 juta lansia, 17,4 juta petugas publik.

Pada periode vaksinasi gelombang kedua yang berlangsung Juli hingga Agustus 2021 menyasar 141,2 juta kelompok masyarakat rentan di antaranya yang berada di daerah dengan risiko penularan tinggi serta masyarakat lainnya dengan pendekatan klaster.(PM-02)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button