potretmaluku.id – Sejumlah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi demonstrasi penolakan terhadap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Aksi itu digelar saat Bahlil Lahadalia melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sport Center di kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Senin (7/10/2024).
Massa aksi itu menolak jika gedung itu diberi nama Gedung Sport Center Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. Bagi mereka, Bahlil tidak memiliki hubungan langsung dengan Unpatti, sehingga tidak penting nama Bahlil dicatut pada nama gedung yang akan dibangun tersebut.
Aksi yang berlangsung di lokasi peletakan batu pertama Gedung Student Center Kampus Unpatti Ambon itu kemudian dibubarkan oleh Wakil Rektor IV Unpatti Ruslan Tawary, yang notabenenya alumni HMI.
Ruslan Tawary yang juga Koordinator Presidium Korps Alumni HMI (KAHMI) Maluku terpaksa membubarkan aksi tersebut dengan mengambil paksa megaphone dipakai para pendemo, lantaran dinilai mengganggu berlangsungnya acara tersebut.
Tawary kemudian meminta massa pendemo untuk ikut dalam acara peletakan batu pertama oleh Bahlil Lahadalia. Tanpa perlawanan, para aktivis pun kemudian mematuhi perintah seniornya.
Menanggapi persoalan tersebut, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, aksi demonstrasi yang dilakukan oleh aktivis HMI terhadap dirinya itu hal biasa.
Bahlil menyebut, aksi itu bagian dari ekspresi aktivis untuk menyampaikan aspirasi. “Itu hal biasa. Itu juga merupakan aspirasi mereka yang ingin disampaikan oleh adik-adik aktivis HMI. Kita ini juga dulu aktivis HMI, sering kaya gitu,” kata Bahlil.
Atas aspirasi tersebut, nama Bahlil Lahadalia kemudian dicabut dan diganti dengan nama rektor pertama Unpatti Ambon, sehingga gedung itu dinamakan Gedung Sport Center M.R Lestaluhu.
“Kita sudah gantikan nama Gedung ini dengan Gedung Sport Center M.R Lestaluhu. Biar pake nama petinggi dari Unpatti. Jadi gak usah pake nama saya,” ujarnya. (SAH)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi