Maluku

Satgas Covid-19 Maluku akan Evaluasi Terkait Simpang Siur Data Vaksinasi

potretmaluku.id – Wakil Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Brigjen TNI. Arnold A.P. Ritiauw menuturkan, pihaknya akan mengevaluasi kinerja seluruh satgas, terkait dengan simpang siurnya data vaksinasi di daerah ini.

Kepada wartawan di Ambon, Jumat (19/11/2021), Arnold yang juga Komandan Korem 151/Binaiya ini katakan, mengenai evaluasi nantinya, pihaknya akan mengundang pula Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Maluku.

“Hal ini dilakukan mengingat, saat proses vaksinasi banyak masyarakat yang nomor induk kependudukannya (NIK) bermasalah,” ujar Arnold.

Menurut dia, kalau ada kesalahan data pada 10 hingga 100 orang itu masih bisa ditoleransi.

“Tetapi jika kesalahan itu sudah lama terjadi serta tidak ada perbaikan data, maka itu merupakan masalah,” tandasnya.

Lantaran itu, pihaknya kata Arnold, akan melakukan evaluasi kinerja satgas.

Lebih lanjut dia mengimbau seluruh masyarakat di Provinsi Maluku untuk tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes).

“Hal ini penting mengingat masih berlangsungnya pandemi Covid-19,” jelasnya.

Arnold menyampaikan saat ini terjadi peningkatan kasus di beberapa negara maju, seperti di Eropa dan beberapa negara lainnya.

Padahal negara-negara tersebut, kata Arnold, hasil capaian vaksinasinya sudah di atas 70 persen.

“Sekarang di Belanda dan Austria terjadi lock down, padahal capaian vaksinasinya sudah sangat besar,” terangnya.

Dia mengingatkan, kita tidak boleh terlena, tetap ikuti dan patuhi prokes secara baik dan benar, sampai benar-benar penyakit ini hilang.

“Program vaksinasi yang dilakukan pemerintah bukanlah proses pengobatan, tetapi membantu menjaga kekebalan tubuh. Karena itu saya imbau semua pihak untuk melakukan vaksinasi,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku, Sadali Ie menyebutkan, untuk masalah NIK, pihak Disdukcapil setempat akan dimintai keterangan.

Menurut dia, geografis Maluku yang merupakan daerah kepulauan, merupakan tantangan tersendiri.

“Belum lagi masalah jaringan dan sinyal yang berdampak pada pengumpulan data secara manual,” terangnya.

Selanjutnya, kata Sadali, pihaknya akan melakukan perbaikan dan pencocokan data.(TIA)

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button