Imajinasi Anak-Anak Tentang Kota Inklusi dan Berkelanjutan

Oleh: Rusdin Tompo (pemerhati isu hak-hak anak dan pegiat literasi)
Pandangan mata saya seperti diajak melihat bangunan-bangunan kecil yang ditata apik, begitu saya memasuki ruang kegiatan acara Penutupan UK PACT Future Cities & Diseminasi Kajian di Kota Makassar, di Hyatt Place, Jalan Jenderal Sudirman 31, Makassar. Mata saya bagai disodorkan pameran karya seni dengan tawaran konsep kota masa depan ala anak-anak.
Dalam acara ini memang ada Pemeran “Kiri Depan, Daeng!” Menampilkan karya instalasi halte bus, transportasi insklusif, dan mobilitas berkelanjutan yang inklusif. Ada pula pameran kota masa depan karya anak-anak SMA.
Ya, mereka masih kategori anak bila merujuk batasan usia anak menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yakni sampai 18 tahun.
Anak-anak yang mengenakan seragam SMA, dengan motif batik lokal itu, berkreasi dan berimajinasi tentang kota ideal.
Boleh jadi, ini tawaran inovatif di tengah kejumudan kita mewujudkan kota layak anak. Paling tidak, bila kita bicara transportasi yang aksesibel dan ramah anak, yang hingga kini terasa bagai berada di awang-awang.
Padahal, dalam Sidang Umum PBB Special Session untuk anak, Mei 2002, sudah dinyatakan bahwa dunia yang layak untuk anak adalah dunia yang layak untuk semua.
Momen istimewa yang menghasilkan “A World Fit for Children” malah dihadiri sejumlah wali kota dari berbagai negara anggota PBB.
Maka kegiatan Selasa, 11 Maret 2025, dengan tajuk “UK PACT Tudang Sipulung: Meramu Pengetahuan untuk Kebijakan Transportasi Berkelanjutan” terasa bagai menerjemahkan apa yang dimaksud Hak Partisipasi anak, bukan cuma dalam konteks mobilitas berkelanjutan, tapi juga konsepsi kota layak anak itu. Tudang sipulung ini dipandu Luna Vidya, Vital Strategies Makassar City Coordinator.
Dalam konsepsi Hak Partisipasi, anak-anak punya hak untuk didengar pendapat dan pandangannya. Pendapat berkaitan dengan komunikasi lisan dan tulisan, sedangkan pandangan anak tak harus dalam wujud keduanya.
Bahasa isyarat, ekspresi seni, atau bentuk komunikasi dalam format digital yang begitu beragam pun termasuk di dalamnya.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi