Mantan Wartawan Juara 1 Academic Leader LLDIKTI VI – Jateng
potretmaluku.id – Izak YM Lattu, seorang dosen di Program Pascasarjana Magister dan Doktor Sosiologi Agama, Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), meraih penghargaan bergengsi sebagai Peringkat I Academic Leader Bidang Sosial Humaniora dalam Program Anugerah Academic Leaders Tahun 2024 yang diadakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) VI Jawa Tengah pada Rabu, 22 Mei 2024.
Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti Ristek), yang mengakui peran dosen sebagai pemimpin keilmuan yang visioner dan menginspirasi, serta kontribusi mereka dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kepada potretmaluku.id, Sabtu, 25 Mei 2024, Izak yang sebelumnya pernah menjadi wartawan profesional pada sebuah harian umum di Kota Solo ini, menyampaikan rasa syukurnya atas penghargaan tersebut.
“Keberhasilan ini adalah anugerah yang bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk Fakultas Teologi, UKSW, dan seluruh masyarakat Salatiga,” ujar Izak, yang sejak masa mahasiswa telah tertarik dengan dunia jurnalistik.
Penerimaan penghargaan ini adalah hasil dari dedikasi dan upaya panjang Izak dalam berbagai bidang akademik. Ia aktif menulis artikel dan buku, serta menjadi visiting scholar di berbagai universitas baik dalam maupun luar negeri.
Sebagai penulis yang produktif, Izak telah menerbitkan banyak buku penting di tingkat nasional dan internasional.
Beberapa karyanya antara lain: “Tradisi dan Kebudayaan Nusantara,” “Sosiologi Agama: Pilihan Berteologi di Indonesia,” “Menolak Narasi Tunggal,” dan “Memoar COVID-19” yang sebelum dibukukan, merupakan tulisan bersambung di potretmaluku.id ini.
Di tingkat internasional, ia juga menerbitkan buku seperti “Rethinking Interreligious Dialogue,” “Routledge International Handbook of Sociology & Christianity,” dan “Transpacific Political Theology” yang diterbitkan oleh penerbit bergengsi seperti Brill, Routledge, dan Baylor University Press.
Selain itu, Izak sering diundang sebagai pembicara utama di berbagai forum internasional ternama. Beberapa di antaranya adalah International Conference on Embodying Ecclesial Diversity di Chicago, Creating New Social Spaces di Darmstadt, Jerman, Southeast Asia Network Seminar di New York University, dan Biennial International Conference on Social Sciences and Humanities.
Partisipasinya dalam konferensi ini menunjukkan kepemimpinan Izak dalam studi sosial humaniora, khususnya sosiologi agama dan studi lintas agama.
Sebagai visiting scholar, Izak telah menjadi dosen tamu di berbagai universitas, serta diundang sebagai pembicara di berbagai forum internasional. Jejaring internasional yang dibangun oleh Izak memberikan dampak besar bagi UKSW.
“Kami membawa profesor top dunia di bidang sosiologi agama dan teologi untuk mengajar dan berjejaring dengan UKSW,” tambahnya.
Pengakuan prestisius lainnya datang dari Harvard University, di mana Izak terpilih sebagai research fellow di Harvard Kennedy School (HKS) selama satu tahun untuk mengembangkan demokrasi pada masyarakat berbasis tradisi lisan.
Pengalaman ini tidak hanya memperkuat eksistensi akademiknya tetapi juga memperluas jejaring internasional UKSW, membuka peluang kolaborasi yang lebih luas.
Setelah menyelesaikan pendidikan S3 di Berkeley, California dengan Beasiswa Fulbright dari Pemerintah Amerika Serikat pada tahun 2015, Izak berfokus pada peningkatan publikasi bersama rekan dosen dan mahasiswa.
Ia juga mendorong UKSW, khususnya Fakultas Teologi dan Program Magister & Doktor Sosiologi Agama, untuk menjadi salah satu pusat akademik terkemuka di Asia Tenggara.
“Visi saya adalah membawa pengetahuan Indonesia ke pusat pengetahuan dunia. Kita perlu membangun pusat studi yang kuat di Indonesia, menjadi magnet bagi para profesor dan mahasiswa asing untuk datang dan berkolaborasi,” tegas Izak, yang lahir dan dibesarkan di Pulau Seram, Maluku.
Kepada dosen dan peneliti muda, Izak berpesan agar terus bekerja keras, fokus pada apa yang ingin dicapai, dan pentingnya membangun jejaring. “Kerja kita tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk keberhasilan lembaga dan masyarakat luas. Tetap berusaha, belajar, dan berjejaring. When there is no wind, row. Jika tidak ada angin, dayunglah perahu akademik kita sendiri,” tuturnya dengan penuh semangat.
Penghargaan ini bukan hanya prestasi pribadi bagi Izak, tetapi juga menunjukkan bahwa UKSW mampu bersaing di kancah nasional dan internasional. Dengan semangat dan dedikasinya, Izak Y. M. Lattu terus mengharumkan nama lembaga dan bangsa, membuktikan bahwa Indonesia memiliki pengetahuan yang berharga untuk dibagikan dengan dunia.(*/TIA)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi