HeritageMaluku Utara

Benteng Dodinga, Periode Awal Pergolakan Jailolo – Spanyol – Tidore dengan Ternate

Berdasarkan catatan van de Wall, Benteng Dodinga didirikan oleh Spanyol. Diasumsikan bahwa Benteng Dodinga dibangun pada periode awal pergolakan antara Jailolo – Spanyol – Tidore dengan Ternate – Portugis yang berlangsung sekitar pertengahan abad ke-16 (Mansyur, 2016: 147).

Di masa lalu, Benteng Dodinga memiliki peran penting karena terletak di antara tapal batas kekuasaan Ternate dan Tidore. Selatan Halmahera merupakan kekuasaan Tidore sedangkan utara Halmahera menjadi kekuasaan Ternate. Valentijn Keyzer (Amal, 2010: 95) menyebutkan jika Pegunungan Batu Cina yang berada di selatan Dodinga adalah lokasi awal Kerajaan Tidore. Selanjutnya, Ternate mulai mengklaim benteng ini semenjak kekalahan Katarabumi tahun 1551.

Benteng Dodinga akhirnya diduduki Belanda di tahun 1713 atas perintah Gubernur David Petersom untuk meredam perselisihan Ternate dan Tidore. Lalu di tahun 1861, Belanda menempatkan satu tentara tentara untuk arus lalu lintas antara Bobaneigo dan Dodinga. Inisiator pembukaan jalan ini adalah Toloko Amsterdam untuk menghubungkan wilayah Halmahera Utara dan Halmahera Tengah dengan Ternate dan Tidore (Amal, 2010: 87).

Kini, Benteng Dodinga kondisinya sudah hancur dan hanya menyisakan dinding sisi barat daya. Menurut penuturan warga, Benteng Dodinga rusak akibat di bom oleh Jepang.

153314380 1627987250922575 4350903821381676176 n
Benteng Dodinga kondisinya sudah hancur dan hanya menyisakan dinding sisi barat daya. (Foto: Dok. BPCB Maluku Utara)

Sumber: BPCB Maluku Utara


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button