Maluku

Pelayaran Antar Pulau di Maluku Ditunda Akibat Cuaca Ekstrim

potretmaluku.id – Sejumlah pelayaran antarpulau di Maluku terpaksa tidak diperbolehkan beroperasi lantaran cuaca ekstrem.

Pengolah data kehumasan dan publikasi Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Maluku, Mohammad Fausan Salatalohy mengatakan, penyeberangan antar pulau di Maluku ditunda sementara dikarenakan cuaca buruk.

Sejumlah penyeberangan yang ditunda pelayarannya yakni Pelabuhan Penyeberangan Galala Ambon, Pelabuhan Penyeberangan Namlea dan Pelabuhan Penyeberangan Tual.

“Dari semalam sudah dapat peringatan dan tidak beroperasi untuk Pelabuhan Galala, Namlea dan Tual,” kata Fausan, Senin (24/7/2023).

Tiga kapal penyeberangan tersebut dihentikan berdasarkan peringatan dini dari Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteroeologi Maritim Ambon Nomor : ME.01.02/101/KAMB/VII/2023, berlaku sejak 23 Juli 2023 09.00 WIT – 25 Juli 2023 09.00 WIT.

“Penghentian pelayaran ini berlaku hingga 25 Juli 2023. Jadi bisa dipastikan tiga lintasan tersebut tidak beroperasi selama tiga hari itu juga,” jelas Fausan.

Menurutnya, kapal penyeberangan akan kembali diberangkatkan jika kondisi telah memungkinkan berdasarkan informasi dari BMKG. Sebab, pihaknya hanya mengikuti petunjuk dari BMKG.

“Ini menyangkut keselamatan bersama. Jadi diharapkan kepada masyarakat juga untuk bersabar dan tunggu hingga cuaca membaik,” pintanya.

“Kami juga mengimbau agar masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di pesisir area yang berpotensi terjadi gelombang tinggi untuk tetap waspada,” imbuh Fausan.

Sementara itu, BMKG menginformasikan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Selatan-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan utara Sabang dan Laut Arafuru.T inggi gelombang 1.25 – 2.50 M (sedang) berpeluang terjadi di Laut Seram dan Perairan Ambon – Lease.

Sedangkan tinggi gelombang 2.50 – 4.0 M (tinggi) berpeluang terjadi di Perairan Buru, Perairan Selatan Seram, Laut Banda, Perairan Sermata -Leti, Perairan Babar, Perairan Tanimbar, Perairan Kai, Perairan Aru, dan Laut Arafuru.

BMKG juga menyarankan keselamatan dengan diharapkan memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), Kapal Feri (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m) dan Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m). (HAS)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button