Literasi Ekonomi Syariah Rendah, BI Maluku Ajak Jurnalis & Influencer Perluas Pemahaman
potretmaluku.id – Meski Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, namun tingkat literasi ekonomi syariah secara nasional masih terbilang rendah.
Hasil survei Indeks Literasi Ekonomi Syariah Nasional pada Tahun 2024, angka literasi baru mencapai 42,84 persen. Di Tahun 2025 ini, Bank Indonesia (BI) menargetkan tingkat literasi ekonomi syariah mencapai 50 persen di Tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, BI terus berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah.
Dalam upaya tersebut, Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Maluku menggelar Traning Of Trainer (TOT) bertajuk “Perluasan Literasi dan Edukasi Ekonomi Keuangan Syariah (Eksyar), serta Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah, Sistem Pembayaran dan QRIS”.
Kegiatan yang berlangsung di Swiss-Belhotel Ambon pada Senin (14/7/2025) itu menggandeng jurnalis dan Influencer di Maluku sebagai garda terdepan untuk penyebaran informasi kebijakan kepada publik.
Deputi Kepala Perwakilan BI Maluku, Dicky R. Afriyanto menyebutkan, kolaborasi dengan media dan influencer atau kreator konten sangat penting dalam menyebarluaskan pemahaman ekonomi syariah ditengah masyarakat di era komunikasi modern.
Kata dia, jurnalis dan kreator konten memiliki peran vital sebagai agen perubahan. Mereka mampu menyampaikan pesan ekonomi syariah dalam bahasa yang menarik, kontekstual, dan mudah dipahami masyarakat luas.
“Kami menyadari bahwa komunikasi kebijakan kini harus adaptif, mudah dipahami, dan menjangkau masyarakat luas. Di sinilah peran bapak/ibu sebagai mitra kami sangat penting,”kata Dicky saat membuka kegiatan TOT.
Dicky pada kesempatan tersebut juga memberikan apresiasi atas dukungan berkelanjutan dari media dan influencer yang turut membantu mengedukasi masyarakat.
“Kami berterimakasih kepada media dan kreator digital di Maluku sebagai mitra yang selama ini membantu agenda Bank Indonesia melalui pemberitaan dan konten edukatif,”ungkapnya.
Diketahui, TOT yang digelar BI Provinsi Maluku itu mencakup berbagai topik strategis yang relevan dengan perkembangan ekonomi dan keuangan terkini, mulai dari ekonomi dan keuangan syariah sebagai potensi pertumbuhan ekonomi baru, kampanye Cinta Bangga Paham Rupiah.
Topik tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang uang, serta mengedukasi pemanfaatan sistem pembayaran digital seperti QRIS.
Senada dengan itu, Manajer pada Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif dan Syariah (FPPU KIS) BI Maluku, Hary Kurniawan menekankan bahwa pelatihan tersebut merupakan langkah penting untuk memastikan ekonomi syariah dapat menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
Pada kesempatan itu, dia juga menyampaikan peran sentral BI dalam memperkuat ekonomi syariah dan inklusi keuangan.
“Ekonomi syariah adalah bagian dari strategi besar dalam menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan merata,”ujar Hary. (SAH)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi



