PendapatSosok

Jenderal Hoegeng Minta Istrinya Tutup Toko Bunga

SUARA WARGANET

Berbeda dengan saat ini, tatkala seorang figur menempati jabatan publik, maka kadang istri mereka pun turut mengembangkan usaha. Bukan “iri hati”, tapi kata orang sudah kaya apa lagi yang dicari dari usaha tersebut.

Profil berbeda tersebut ditemukan pada Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) ke-5 periode 1968-1971. Ia dikenal haram menerima uang suap atau sesuatu pemberian di luar gaji dan tunjangannya, serta merupakan sosok pribadi yang jujur.

Sebagai perwira, Hoegeng hidup pas-pasan. Untuk itulah istri Hoegeng, Merry Roeslani membuka toko bunga. Toko bunga itu cukup laris dan terus berkembang. Jauh sebelum mengemban jabatan sebagai Kapolri, Jenderal Hoegeng pernah mengemban jabatan Kepala Jawatan Imigrasi di tahun 1960.

Tatkala sehari sebelum Hoegeng akan dilantik menjadi Kepala Jawatan Imigrasi, Hoegeng meminta Merry istrinya menutup toko bunga tersebut. Tentu saja hal ini menjadi pertanyaan istrinya. Apa hubungannya dilantik menjadi kepala jawatan imigrasi dengan menutup toko bunga.

“Nanti semua orang yang berurusan dengan imigrasi akan memesan kembang pada toko kembang ibu, dan ini tidak adil untuk toko-toko kembang lainnya,” jelas Hoegeng.

Istri Hoegeng yang selalu mendukung suaminya untuk hidup jujur dan bersih memahami maksud permintaan Hoegeng. Dia rela menutup toko bunga yang sudah maju dan besar itu.

“Bapak tak ingin orang-orang beli bunga di toko itu karena jabatan bapak,” kata Merry. Jenderal Hoegeng dan istrinya Merry adalah teladan yang baik, di tengah zaman yang semakin hedonis ini.(merdeka.com, 2013)

M.J. Latuconsina

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button