WisataGaya HidupMaluku

4 Faktor Terkait Perkembangan Pariwisata Maluku di Masa Pandemi Covid-19

potretmaluku.id – Ada 4 faktor terkit perkembangan pariwisata di Maluku dalam masa pandemi Covid-19. Selain berkaitan dengan digitalisasi, keempat faktor itu juga berhubungan dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19

Pernyataan tersebut disampaikan pemerhati pariwisata di Maluku, Raden Ayu Aisah Asnawi, kepada potretmaluku.id, Selasa (15/6/2021).

Menurut dia, perkembangan pariwisata belakangan ini lebih ke arah micro tourism. “Karena kita sudah tidak lagi berpikir yang jauh-jauh. Jadi pilihan destinasi kita sudah lebih sempit,” terang akademisi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Univeritas Pattimura Ambon, yang akrab disapa Che Asnawi ini.

Dia katakan, wisatawannya juga lebih ke domestik. “Makanya ada empat hal yang harus diperhatikan. Antara lain, higienitas, artinya faktor kesehatan menjadi hal paling utama dalam kondisi pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.

Selanjutnya, Che menyebutkan soal low touch atau lebih mengarah pada ‘minim sentuhan’ atau ‘bebas sentuhan’. Hotel, destinasi dan lain sebagainya sudah look book pay.

Artinya, kata Che, sejak wisatawan mencari dan melihat-lihat informasi (Look), terus memesan paket wisata yang ia minati (Book), dan kemudian membayarnya secara online (Pay) itu sudah digital.

“Karena di pandemi Covid-19 ini, kita diajarkan lebih ke arah digital dibandngkan era sebelumnya,” tuturnya.

Yang berikut itu, tambah dia, yaitu low mobility. Dalam arti kita sudah tidak jauh-jauh lagi perginya. Mobilitasnya sudah lebih sempit. Terus perjalanannya pun hanya dengan keluarga, kerabat atau teman yang sudah kita ketahui persis riwayat kesehatannya.

Karena itu kecenderungannya, sebut dia, sarana trasnportasi seperti bus, lebih terisi hanya dengan keluarga atau kerabat, dan mungkin teman-teman dekat saja.  Orang sudah mulai berhati-hati bepergain dalam group besar.

“Yang berikut itu soal low crowd atau berkerumun dalam jumlah sedikit. Karena di pandemi Covid-19 ini, sesuai protokol kesehatan, ada anjuran untuk menghidari kerumunan dalam jumlah besar,” imbuhnya.

Jadinya even-even, kata Che, menjadi terbatas. Kalau pun ada kerumunan, maka akan diterapkan standar protokol kesehatan yang ketat. Terutama soal menjaga jarak dan penggunaan masker.

“Bagi saya kondisi seperti ini masih akan lama, sampai Covid-19 berlalu, dan kita bisa kembali ke kondisi normal seperti yang dulu,” ucapnya.

Namun sekarang ini, mengarah ke kondisi new normal itu, dia menilai, kita masih dalam kondisi perubahan perilaku, yang mengarah ke empat hal tersebut.

“Dan yang paling penting itu, penerapan protkol kesehatan 5M Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi,” pungkasnya.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button