Rovik : Uang 1,5 Miliar yang Raib di Bank Maluku Harus Diungkap
potretmaluku.id – Uang senilai Rp1,5 miliar milik Bank Indonesia (BI) yang raib di Bank Pembangunan Milik Daerah (BPDM) Maluku-Maluku Utara Cabang Namlea beberapa waktu lalu masih menjadi perhatian serius DPRD Maluku.
Bendahara fraksi Pembangunan Bangsa, Rovik Akbar Afifudin menyampaikan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai salah satu instrument yang bisa memberikan pendapatan, saat ini tidak maksimal.
Padahal sudah banyak anggaran yang dialokasikan. Sebut saja apa yang terjadi di Bank Pembangunan Milik Daerah (BPDM) Maluku – Maluku Utara yang menyebabkan kerugian sebesar Rp1,5 Miliar.
Uang titipan BI sebesar Rp1,5 miliar yang hilang ditangan bank plat merah milik Pemda Maluku – Maluku Utara itu perlu ditelusuri sampai tuntas.
“Uang 1,5 Miliar yang raib di Bank Maluku itu harus diungkap hingga tuntas,” tegas Rovik kepada potretmaluku.id, Sabtu (6/7/2024).
Menurutnya, dukungan untuk dialkukan penelusuran terhadap masalah tersebut juga telah disampaikan lewat kata akhir fraksi pada sidang paripurna DPRD Maluku terhadap Ranperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2023 yang digelar, Jumat (5/7/2024) kemarin.
Dia menyebut, hilangnya uang titipan BI itu menunjukkan betapa buruknya kerja serta manajemen pada bank milik pemerintah daerah itu.
Untuk itu, fraksinya pun telah meminta agar dilakukan penelusuran sampai tuntas, karena patut diduga kejadian itu tidak berdiri tunggal.
“Kami pun menunggu adanya keterlibatan pihak- pihak lain dalam proses penyelesaian masalah tersebut,” ungkapnya.
Kata dia, kasus tersebut menambah daftar persoalan perbankan di Maluku. Kalau memang mekanisme pengawasan dan juga sistem pengamanan uang di bank Maluku itu telah baik, mestinya masalah tersebut tidak terjadi.
Kalau uang titipan BI saja bisa hilang, bagaimana dengan uang nasabah lainnya. Untuk itu, tidak heran jika publik menduga adanya keterlibatan orang di internal bank tesebut.
“Sebagai konsekuensi, kami mengusulkan agar segerah dilakukan evaluasi terhadap manajemen BPDM,” tandas Rovik. (HAS)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi